Tik tok tik tok.
Detak jarum arloji senada warna langit pemberian ayah memecah keheningan ketika aku duduk sendiri di bangku putih taman kota dekat sekolahku.
Angin yang berhembus kala itu cukup kencang, hingga membuat rambut panjangku terbang kemana mana.
Buku sepotong senja untuk pacarku karya Seno Gumira tengah ku baca seraya bersandar pada pohon rindang di dekat papan petunjuk jalan.
Suara khas hentakan sepatu berhenti melamban, membuyarkan konsentrasiku saat fokus membaca.
"Ehm permisi." suara lembut dan tegas menyapaku santai.
duhh lagi asik baca juga.
Aku memalingkan wajahku dari buku dan menatap orang asing itu.
"Ya, ada apa?" jawabku santai.
Kulihat sosok pria yang sepertinya sebaya dengan ku. Tubuhnya tegap dan tinggi, dengan mata bulat cokelat yang tegas, kumis tipis serta rambut rapi disertai senyum hangat menyapaku.
"Maaf, Saya ingin bertanya. Apa anda tau Jl. borneo?" katanya bingung.
"Oooh jalan Borneo, dari sini anda bisa lurus sampai pertigaan lalu belok kanan sudah jalan Borneo."
"Hmm, oke baiklah terimakasih, Rain." katanya lalu melontarkan seulas senyum.
Pria itu berjalan santai meninggalkanku dengan segudang tanya.
W-wait--- darimana dia tau nama gue?
Gumamku dalam hati.
"Wah paranormal tuh orang."
17.08 PM
Nada dering khas aplikasi line terdengar mengejutkan memecah keheningan.
--
Bunda
Rain, sudah sore
kok belum pulang?Iya bun ini
lagi di jalan.Okey hati hati sayang,
pulang sama siapa?Yup, sendiri bun,
see you.-Close-
Rain menutup aplikasi Line di ponselnya lalu bergegas mencari angkutan umum.huft.
Berjalan seorang diri ditengah kota yang sepi memang tak mengasyikan. Terlebih ada saja perasaan cemas yang menghantui Rain. Gadis itu berdiri di depan jalan untuk menunggu angkutan umum. Tak lama kemudian, angkutan umum tujuannya terlihat, Ia langsung menunjuk angkutan umum tersebut tanda akan menaikinya.
Rintik-rintik hujan mulai turun beriringan dengan perjalanan pulang Rain.
Merinding,
lagi.Gemetar,
sekitarnya seolah hampa.aku takut.
"Neng turun dimana?" tanya sopir angkot
Suara tersebut berhasil memecah "overthinking" buatan rain sendiri.
"Oh iya dijalan Jawa ya pak, depan CK." jawab rain gemetar sambil memegang kedua lengannya erat.
"Siap neng."
Keempat roda yang tengah berputar kompak perlahan berhenti beriringan dengan langkah kaki gemetar milik rain yang akan menuruninya.
"Ini pak, kembaliannya ambil saja, terimakasih." Jawab rain disertai seulas senyum
"Oh iya makasih neng." sopir angkot itu membalas senyumnya.
***
"Selamat datang di Circle K"Rain melangkahkan kakinya kedalam seraya mengangguk pelan pada seorang kasir yang menyambutnya tadi.
Ia berjalan menuju self service milik Circle K dan langsung menyeduh satu buah cokelat panas dalam gelas kemudian membayarnya.
Gadis itu melanjutkan dengan duduk dibangku halaman Circle K sembari menunggu hujan mereda dengan lamban.
👐👐👐👐👐👐👐👐👐👐👐
WARNING!
Beberapa part di private demi kepentingan penulis dan menghindari pembajakan.
You have to follow me first to read all the parts. Thank you.Btw, kalau sudah follow, sebelum baca coba diliat dulu partnya komplit dari 1-30(extras) atau ada yg hilang, kalau ada yang hilang, coba di log out dulu terus log in lagi yaa, thank u :)
[423 words]
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction[The Winner Of Wattys Award 2017 Category THE ORIGINALS] Ketika Terlalu Takut Untuk Menatap Hujan. Soal hujan yang datang membawa luka. Juga tentang senja yang datang hapuskan ia, dan gantikannya jadi bahagia. ...