DUA PULUH SEMBILAN : Erat

6.5K 271 20
                                    

'Everybody wants happiness, nobody wants pain.
But you can't have a rainbow, without a little rain.'

Erat peluknya, aku nanti.

💧💧💧

Mei 2017.

Masa-masa sebagai anak SMA akan segera berakhir. Bukannya sedih, aku justeru excited. Karena ada yang ku nanti. Iya, peluk erat darinya. Aku akan segera menyusul Vindy ke Jogjakarta, untuk melanjutkan studiku disana.

Tak banyak kenangan yang ingin kubuat lagi di Angkasa Jaya. Xavier, Rama, dan Gevin sekalipun, mereka adalah sekelibat orang-orang yang hanya akan jadi bayangan masa lalu, nantinya.

Mungkin tidak dengan Xavier, dia sahabatku. Aku harap aku tak menghianatinya. Semoga.

Bulan Mei, baru saja dimulai. Ini pasti akan berlangsung secepat kilat. Bagus lah, kalau begitu aku akan segera bertemu Vindy. Entahlah aku sangat merindukannya. Berkomunikasi jarak jauh memang melelahkan.

Sisa hari-hari ku disekolah, tak lebih hanya ku habiskan bersama Xavier. Kadang dua manusia lainnya hadir, Rama dan Gevin. Ah tapi aku tak begitu memperdulikan mereka. Mereka tampak abu-abu buatku.

Hari ini, hawa sekolah membuatku tak nyaman. Aroma ruang kelas telah membuatku mual. Ini namanya udah nggak betah kalo kata orang. Aku putuskan untuk mengurung diri di ruang UKS. Membawa ponsel serta earphone ku untuk menemani agar tak sepi.

Aku melangkahkan kaki kananku untuk yang pertama, tubuhku beranjak mendekati pintu ruang kelasku yang hanya berisi kegaduhan akibat tak ada guru. Perlahan aku menarik knot pintu ruang kelasku. Melenggang santai untuk mencari lorong UKS. Beruntung, suasana UKS saat ini sepi, kasur-kasur yang berjajar hanya tertutup tirai. Aku memutuskan untuk berbaring di salah satu nya.

Aku memasang earphone di telinga kanan dan kiriku dengan malas. Men scroll playlist lagu di handphone untuk ku dengarkan yang paling sedang ku sukai. Aku memutar lagu 'Untuk perempuan yang sedang dalam pelukan' milik Payung Teduh. Lagu ini cukup menenangkan.

Baru saja hendak membaringkan tubuhku di kasur UKS. Terdengar suara..

Grekkkk

Tirai tepat disebelah kasurku dibuka dengan kasar. Hampir saja aku mati terkejut, ternyata hanya seorang siswi kelas sepuluh yang hendak beranjak. Ia meminta maaf kepadaku atas ulahnya.

"Eh maaf kak bikin kaget." ucapnya sesaat melihat tubuhku terguncang.

Aku hanya tersenyum. "Iya gapapa dek." kemudian lanjut menjatuhkan tubuhku di kasur.

Aku mendengar langkah kaki gadis itu menjauh dan hilang dibalik pintu.

Syukurlah, sendiri memang jauh lebih baik.

Tetap tak melupakan kebiasaan, aku membuka satu bungkus lolipop dengan ukuran sedang. Mengulumnya sambil memejamkan mataku.

10:00 AM

Bel tanda istirahat telah berbunyi, pantas telinga yang kupasang earphone terdengar sedikit lebih berisik. Ternyata seisi lorong depan UKS telah dipenuhi murid-murid keroncongan.

Handphone ku bergetar.

Xavier Gema

Rain lo dimana?

Di UKS.

Lah lo sakit?

Nggak.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang