TIGA PULUH : Yours

6.7K 257 128
                                    

Hai, siap untuk part 30 nya? semoga tidak mengecewakan ya!

selamat membaca :)

💧💧💧💧

May the road rise up to meet you, may the wind be ever at your back. May the sunshine warm upon your face and the rain fall softly on your fields. And until we meet again, may god hold you in the hollow of his hand.

Sendu wajahnya, dengan kilatan berganti ceria pada penguhujung senja bulan Juni.

 💧💧💧

8 Juni 2017.

Tiga tahun, bukan waktu yang cepat untuk berlelah menyimpan rindu yang seharusnya tak kian dipupuk. Rindu yang seharusnya tidak di perbolehkan ada. Kata orang, ini namanya rindu buta.

Pergelangan kaki kananku, ku mainkan dengan malas sambil menunggu kendaraan bergerbong besi ini melambankan lajunya kala memasuki stasiun tugu, Yogyakarta.

8 jam yang lalu, yang aku rasakan masih peluk hangat keluargaku, namun kini, semuanya sirna. Rindu yang ku tahan selama 3 tahun, akan segera meledak tuk bertemu sang empunya.

Perjalanan membosankan ini, ditemani oleh bunda, ayah dan tak lupa seseorang yang telah berjanji untuk mengantarku, Xavier Gema.

Wangi khas gudeg menyeruak dimana-mana. Ah tidak, mungkin hidungku terlalu peka. Tangan kananku tak henti memegangi kemeja ayah saat kaki kami mulai berpijak pada stasiun yang akan jadi saksi bisu awal perjalananku. Sesekali ayah menatapku. Ia tak bilang apa-apa, hanya melempar sebuah senyum. Iya, aku tahu. Senyumnya bilang padaku, anak ayah akan baik-baik saja.

Aku mengguncangkan kemejanya tiga kali. Pundak kiriku dirangkul Xavier lemas.

"Yah." aku menoleh padanya. Iya berbalik menolehku.

"Kenapa sayang?" tanyanya lembut. Entahlah, tutur katanya semakin membuatku enggan berpisah.

"Wangi gudeg. Rain laper yah." kataku kekanakan sambil menampilkan sederet gigi putih, malu.

Iya tersenyum simpul padaku, "Iya. Nanti kita beli ya, di tempat langganan ayah dulu waktu kuliah." katanya meyakinkan.

"Oke yah." balasku girang.

Hari ini ada yang kurang, iya, seharusnya ada abang mengantarku juga. Aku hanya bisa tersenyum pasrah. Bunga aster biru putih yang tadi subuh aku taruh, mungkin akan jadi bunga terakhir yang ku kirimkan, di bulan ini.

Koperku ada dua, yang satu biru langit, dan yang lainnya warna putih yang pucat pasi. Kedua koper ini, biasa aku gunakan saat traveling bersama abang ke luar kota. Cukup, aku mulai mengenang.

16:00 PM.

Aku sudah
sampai sayang.

-Sent-

drrrrtt drrrrttt

Handphone ku bergetar, ada panggilan masuk dari seseorang yang ku namai  'chérie'  di handphoneku.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang