'Karena hidupku tak lebih telah dikacaukan, maka meracau balik adalah pilihan yang tepat untuk meluapkannya.'
💧💧💧
Sepertinya ada yang salah dengan hidupku, bila sehari saja tak meracau kehidupan orang lain.
-Rama AbeevaraHuh
Rama mendengus dengan sindiran.
Si kampret itu kayaknya baru akan melancarkan aksi. Dasar pecundang.
Beraninya hanya mengambil foto cewek dari jauh. Gue jailin asik sih ini.
Dengan senyum sinis meledek khasnya, Rama Abeevara si pembuat onar agaknya akan menggagalkan usaha seseorang.
Dari kejauhan ia melihat sosok tak asing yang kemarin hampir saja merusak reputasinya sebagai pembuat onar di SMA Angkasa Jaya 1.
Tatapan kejam dengan bayangan super jahil sudah bersemayam di otak sang pembuat onar itu untuk segera melancarkan aksinya.
Dengan jalan mengendap dan perlahan ia membawa tubuh tegapnya kearah belakang seseorang yang sedang asik memotret gadis manis di lapangan badminton.
Dengan jahil, Rama juga asik mengambil foto orang itu dari belakang.
Si bodoh memang.
Mari kita lihat permainannya besok, Gevin sayang.
Ia menimpal dengan senyum kemenangan miliknya. Kemudian berlalu secepat kilat.
***
Tak biasanya, pagi-pagi sekali seorang Rama yang sudah terkenal di kalangan penjaga pintu gerbang sekolah itu, telah berada di Angkasa Jaya. Yap betul, dia akan melancarkan aksi mengusik hidup orang lain seperti biasa.
Beres deh.
Timpalnya setelah menempel semua foto hasil jepretannya kemarin di mading sekolah.
Adegan menepuk tangan bolak balik ia lakukan.
10:00 AM
Seisi sekolah mulai riuh karena jam istirahat pertama. Namun tak seperti biasanya, mading hari ini tampak di gemari para siswa.
Rama yang tengah menyibukkan diri bermain game di handphone nya di kagetkan oleh seseorang.
"Eh Ram, lo nggak mau ikutan liat mading tuh kaya anak-anak?" kata Abi, teman akrab Rama satu-satunya.
"Nggak ah gue punya kesibukkan yang lebih penting daripada liat mading."
"Yaelah apa sih kesibukkan lo."
"Nih." timpalnya sambil menunjukkan game yang ia mainkan.
"Yaudah main yang bener ntar lo kalah gue yang pusing." tukas Abi kemudian meninggalkan Rama yang asik main di pojok kelas.
Senyum sinis Rama mengembang hingga membentuk bulan sabit di matanya. Pria berwajah tampan ini akan sangat digandrungi para wanita apabila kelakuannya tidak seperti iblis.
Sayang sekali.
***
Suara hentakan sepatu gegabah terdengar sebelum akhirnya berhenti didepan meja kantin yang sedang di huni oleh Gevin Triapanji.
"GEEEEEVV." teriak yusuf dengan napas yang tersengal-sengal.
"Kenapa suf?" Jawabnya santai.
"Mending sekarang lo liat mading deh." katanya lalu menyambar gelas es jeruk milik Gevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction[The Winner Of Wattys Award 2017 Category THE ORIGINALS] Ketika Terlalu Takut Untuk Menatap Hujan. Soal hujan yang datang membawa luka. Juga tentang senja yang datang hapuskan ia, dan gantikannya jadi bahagia. ...