'In the end, we only regret the chances we didn't take'
Ya, kesempatan untuk sekedar mengucap kata cinta padanya. Telah ku lewatkan begitu saja. Selama satu tahun. Sia-sia.
💧💧💧
flashback on
2013
"Daraaaaa."
Teriak seorang pria yang ku sebut wajah manisnya menenangkan itu.
Aku duduk di bangku putih tua yang usang, diantara ilalang-ilalang nakal yang tumbuh tanpa permisi.
Jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, ya benar. Rian membawaku ke puncak untuk menikmati liburan singkat kami sebelum usainya masa akhir SMA.
Aku melihat sosok yang terkadang kerap ku panggil faza itu berlari membawa setangkai ilalang cantik yang ia hias dengan bunga aster biru putih di atasnya.
"Nih buat Dara. Rian bikin sendiri loh." ucapnya dihadapanku.
Aku hanya tersenyum dan mengucapkan "Terimakasih." seraya berbisik 'Te Amo Rian' dalam hati.
Ini yang ku sesalkan, karena hanya mengizinkan kalimat itu terdengar oleh diriku sendiri, bukan olehnya.
Rian menarik tanganku dan membuat jantungku sempura berhenti mendadak. Ia mengajakku berlari mengitari taman itu. Dengan ukulele kesayangannya yang Ia namai bimbo, sesekali ia menyanyikan sebuah lagu ceria untuk mengiringi canda tawa kami.
Kita sibuk tertawa dan bercanda tanpa merasa kelelahan.
bruk
Aku menjatuhkan tubuhku diatas ilalang cantik yang berwarna putih. Sama seperti dress yang ku kenakan saat itu.
Menatap sendunya langit yang jadi saksi bisu kebahagiaan diriku, dan dirinya.
"Banggg!! lolipop baang." Teriaknya lagi pada seorang penjual lolipop ditaman itu.
"Rian mau kemana?" kataku sambil melihat dirinya menjauh dan menghilang dibalik ilalang.
Tak perlu lama menunggu, aku mendengar derap langkah kakinya mendekatiku.
"Daaraaa." panggilnya lembut.
"Gue disini yan." kataku sambil melambaikan tangan keatas.
"Taraaaaa lolipop supa dupa bigoo buat....... Gue. Hahahha." Ia mencoba mencandaiku yang ternyata sempurna berekspresi datar.
"Ih kok muka lo datar banget sih. Ketawa dikit kali gue nge lawak." gerutunya kesal.
"HAHAHAHAHA abis lu jayus yan, jadi gua pasang muka flat aja." Jahilku balik.
"Nih satu buat gue satu buat lo." katanya sambil menyodorkan sebuah lolipop besar."
"Waaahh makasih loh f a z a." ucapku kemudian berekspresi layaknya anak SD dapat permen.
"Gitu dong, gue suka lo panggil faza." katanya datar lalu senyum paling manis dihadapanku.
"heheheeee." kataku sembari membuka bungkusan lolipopnya.
flashback 2013 off
2014
"Woyyy ngelamunin apaan lo?" seorang yang kusebut sahabat dari janin ini tiba-tiba mengejutkanku dengan jentikan jari-jari besarnya dihadapanku.
Aku sempurna terbangun dari lamunan sial itu.
"Eh Ta." kataku singkat.
Uta, begitu aku memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction[The Winner Of Wattys Award 2017 Category THE ORIGINALS] Ketika Terlalu Takut Untuk Menatap Hujan. Soal hujan yang datang membawa luka. Juga tentang senja yang datang hapuskan ia, dan gantikannya jadi bahagia. ...