EMPAT : Pluviophobia

12K 810 26
                                    

Pluviophobia. Rasa takut akan hujan.

Ya, belakangan ini, hujan yang tadinya jadi alasan mengapa aku dapat terlelap tenang dalam alunan tetes - tetesnya, malah jadi hal paling menakutkan yang pernah ada.

'Some people feels the rain. Other just get wet.'

Ketika mereka yang benar merasakannya, hujan. Namun yang lain hanya merasakan basah akibatnya.

Ya, aku merasakannya. Hujan menghujamku dengan kenangan pahit super hebat yang takkan pernah kau tahu betapa itu rasanya.

💧💧💧


flasback on


1 Desember 2014

Hujan deras mengguyur Jakarta sore itu. Aku menunggu seorang anak SMA untuk menjemputku.

Iya, benar dia abangku.

Sore itu, ntah kenapa awan menangis cukup banyak. Namun semburat senja di langit Jakarta masih terlihat malu-malu.
Sepertinya awan sedang bersedih.

2 Jam berlalu, sosok yang kutunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Rasa cemas berikut kesal menyertaiku.

Gerutu - gerutu kecil ala adik yang manja sudah sedari tadi ku keluarkan. Namun itu semua tak membuat sosok yang kutunggu datang.

💧💧💧


Rian POV

"Haha bisa ae lo. Udah ah gue cabut dulu ya mau jemput kesayangan." Pamit ku sambil tos ala anak SMA kekinian.

Wah mendung juga nih, hmm beli lolipop dulu kali ya buat Rain, biar kalo telat dia ngga ngambek.

"Bang lolipop yang gede satu." Aku membeli sebuah lolipop besar didepan sekolah

"Ini mas, buat pacarnya ya?" abang lolipop meledekku

"Haha buat adek bang, makasih bang." aku memberikan selembar uang 20rb kemudian bergegas pergi

▶now playing - tulus monokrom

Dimanapun kalian berada

Kukirimkan terimakasih

Untuk warna dalam hidupku

dan banyak kenangan indah

Kau melukis aku

Kita tak pernah tau

Berapa lama kita diberi waktu

Jika aku pergi lebih dulu

Jangan lupakan aku

Ini lagu untukmu

Ungkapan terimakasihku.

💧💧💧


Rian menyusuri kota Jakarta dengan vespa matic senada tosca kesayangannya disertai jas hujan serba hitam, Ia menembus derasnya tangisan awan kala itu.

Tak lupa earphone dengan lagu lagu favoritnya dikala hujan, Ia memacu vespanya sambil bernyanyi ceria.

Tak Ia sangka, jalanan kala itu cukup licin hingga membuat ban sepeda motornya tergelincir hebat.

Hilang kendali.

Suara hantaman sangat keras terdengar ditelinga Rian yang sempurna dibuat setengah sadar setelahnya.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang