'If you walk away, everyday it will rain, rain, rain.'
Hanya karena terlalu takut, menjauhinya bukanlah cara terbaik, menghadapinya lah yang akan membuatmu semakin kuat.
💧💧💧
Udara dingin yang sedari tadi mencoba menyelinap lewat celah celah jendela kaca di kamarku, mengusik tidur nyenyakku. Bulu kuduk ku merinding dibuatnya.Dingin,
Aku mencoba menarik selimut lembutku dengan mata yang masih sempurna terpejam.
Suara kicauan burung pipit dan bau khas yang ku rasakan sangat menenangkan, menghantarkan ku untuk kembali semakin terlelap dalam mimpi yang tengah ku bangun.
09 : 00 AM
Jam lucu yang berbentuk hati terbalik itu bergetar dan menyerukan semangat pagi.
Telingaku sebal karenanya.
Lagi, dengan mata masih menutup, tanganku menjalar ke tempat jam pemberian abangku itu. Aku mematikannya kemudian berbaring lagi dan kembali menarik selimutku.
tok tok tok
Pintu kamarku diketuk seseorang dari luar. Sungguh aku mengutuk siapa pun itu yang mengetuknya.
Argh Suara ketukan itu tak kunjung berhenti. Ia memaksaku untuk berjalan gontai kearahnya.
Rambut panjangku sangat berantakan saat itu, aku masih mengenakan celana pendek dan kaus oblong tanpa lengan. Sangat tidak mencerminkan wanita yang anggun ya?
Ah biar, ini yang aku suka.
Iklan biskuat dulu ceritanya.
/skip/
"Iya sebentar." kataku dengan nada lemas dan suara serak seperti kodok.
Maaf aku malah iklan obat batuk.
Memegang gagang pintu dengan lemas dan membukanya dengan sangat lamban. Aku melihat sosok tak asing yang ku namai ia bidadari surga.
"Bun..."
"Bangun anak gadis, yuk ikut bunda ke rumah tante Elis kawan bunda."
"Hmm." Jedaku cemberut kemudian melanjutkan "Mau ngapain kesana bun?"
"Arisan sayang, sekalian acara kumpul keluarga, semua kawan bunda bawa anaknya."
Aku masih bersandar manja pada pintu kamarku "Harus banget dateng ya bun?" Jawabku lemas.
"Iya dong sayang. Udah mandi sana terus sarapan nanti jam 11 kita berangkat oke?"
"Iya bun."
"Awas jangan tidur lagi loh." katanya mengingatkan.
Bunda tau aja aku mau tidur lagi. Huft.
Aku menutup pintu kamar kemudian berbaring kasar lagi pada kasurku yang sialnya malah terasa lebih empuk.
Aku mengucak-ngucak mataku seperti biasa. Berguling-guling sebentar meniru gaya anak panda kemudian beranjak mengambil handuk untuk bergegas ke kamar mandi.
Selesai mandi, aku merasakan diriku seperti terlahir kembali.
Aku memulai aktifitasku selepas mandi dengan menyisir rambut, memoleskan bedak tipis dan memakai liptint favoritku.
Kemudian aku memilih pakaian yang tertata rapi di lemari ku.
Ah tidak, aku benar benar mencintai dress. Baju ku hampir semuanya berhubungan dengan dress dan rok.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction[The Winner Of Wattys Award 2017 Category THE ORIGINALS] Ketika Terlalu Takut Untuk Menatap Hujan. Soal hujan yang datang membawa luka. Juga tentang senja yang datang hapuskan ia, dan gantikannya jadi bahagia. ...