DUA PULUH : Petrichor

5.4K 352 0
                                        

'The smell of earth after rain'


Petrichor, harum khas selepas hujan yang bumi hadirkan untuk kamu-kamu pecintanya.

💧💧💧

Kamu tau hal paling romantis dari hujan? Dia selalu mau kembali meski tau rasanya jatuh berkali-kali.

Aku tak tau darimana kata-kata itu berasal. Yang jelas, keluar dari hati seseorang yang tulus mencintai. Seperti hujan yang selalu merindukan bumi.

💧💧💧

Hari itu hari libur, seperti biasa aku hanya bermain dengan moonitas dan sesekali belajar masak bersama bunda.

Belakangan langit tempatku berteduh selalu saja muram. Apa ia dimarahi lagi oleh ibunya? Seperti kata Rama tempo hari.

Ngomong-ngomong soal Rama. Pertanyaan ia belum sempat ku jawab. Aku lupa. Jadi, kita lihat saja nanti apakah ia akan bertanya lagi ataukah menyerah. Tapi dia bukan tipikal penyerah, jadi kurasa ia takkan melakukannya.

Siang itu Xavier berjanji padaku akan masak bersama dirumah. Jadilah sambil menunggunya, aku mempersiapkan bahan makanan yang akan kita olah.

"Bun, nanti Xavier mau kesini kita mau masak bareng, bikin pizza aja kali ya bun?" tanyaku sambil memotong bawang.

"Ohh iya bikin pizza aja yang gampang terus kan bisa dihias sendiri tuh nanti." jawab bunda antusias.

"Okedeh bun, nanti bantuin ya." kataku semangat.

"Emang jam ber--" ucapan bunda terpotong.

Baru saja akan menanyakan si tengil itu, ia sudah muncul dari balik pintu.

"Assalamualaikum." ucap Xavier.

"Ehh baru aja ngomongin lo, udah dateng aja." kataku menyambutnya.

"Pantes dari tadi kuping gue panas." katanya sambil hendak mencium tangan bunda.

"Nih bawang bombay tadi katanya nggak ada." ia memberikan bawang bombay padaku.

"Hehe untung bercanda." kataku jahil.

"Hah? lo bercanda minta bawang?"

"Iyalah dikira beneran, nih banyak bawang di kulkas." kataku sambil tertawa.

"Sialan emang ye, gue sampe ke supermarket dulu tadi. Untung sobat." katanya menimpal sebal.

Bunda yang sedari tadi membuat adonan pizza hanya tertawa kecil.

"Bunda tinggal dulu ya, udah bisa kan Rain? Nih adonannya udah jadi."

"Oke bun makasih nanti kalo bingung panggil bunda lagi." kataku sambil memberikan senyuman anak kecil.

Bundaku ini sudah hapal betul dengan sosok Xavier. Bagaimana tidak, ia sobatku satu-satunya sejak SMP. Bahkan bunda tau kapan pertama kali suara Xavier berubah, kapan ia mulai tumbuh kumis, dan mulai mengenal cinta pertamanya, Vindy.

Kami berdua mulai membuat pizza kala itu, aku menaruh adonannya di loyang lalu meratakannya. Kemudian Xavier membantuku mengoles saus diatasnya. Setelah itu kami mulai menghias pizza kesukaan kami.

"Bikin muka beruang Vier." kataku.

"Jelek ah, spiderman aja." katanya.

"Beruang!"

"Spiderman!"

Aku membentuk wajahku cemberut dan melipat tangan didepan kemudian berdecak sebal.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang