Ketika kita pernah ada di dalam suatu bagian kehidupan dari manusia.
Memberi waktu, membagi hidup, mencipta tawa dan merangkai doa.Satu masanya kita dapat memilih untuk pergi dan berlalu, meninggalkan seluruh bagian jiwanya.
Semua berjalan baik dan kita telah menyelesaikan segalanya yang harus di kerjakan.
Memulai memasuki satu perjalanan baru dimana kita di berikan kebebasan lagi untuk memilih bagaimana cara kita akan memulai melukiskan kisah baru di sana.Melangkah pergi dan tidak menoleh kembali itu ,wajar.
Tidak salah.
Tidak mungkin selamanya terjebak di satu fase melulu bersama dengan jiwa yang itu saja.Melupakan dan berjalan itu bagianmu.
Tapi menyemai perih itu bagian setiap jiwa yang kau tinggalkan di sana.
Jiwa murni yang berfikir bahwa kau akan tinggal selamanya di sana.
Jiwa murni yang berfikir kau sungguh bagian dari dirinya sendiri.
Jiwa murni yang mencintaimu lebih dari hati kecil yang kau miliki untuk di bagi bersamanya.Lalu aku mengerti tidak semudah itu caranya untuk pergi.
Pergi tanpa peduli itu hanya akan menyakiti.
Kita tidak dapat datang, lalu kemudian pergi pada waktu kita ingin.
Jiwa itu memiliki hati.Lebih baik jangan pernah masuki hidupnya, menyentuh hatinya, menyayang jiwanya lalu berlari pergi.
Mereka punya hati.
Mereka tidak mati.