Detik demi detik berubah menit, menit demi menit berubah jam, jam demi jam berubah hari. Dan hari demi hari berlalu dengan cepat dan sulit. Begitulah yang di rasakan yeol dan Kyungsoo.Sudah seminggu ini Kyungsoo menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan seperti pagi hari dia sekolah di lanjut dengan exskul di siang hari lalu sore hingga malam dia akan les, begitu lah kegiatan yang Kyungsoo lalui dengan senyuman palsu nya.
Tak pernah sekalipun ia mengeluh karena ia pikir itulah jalan satu-satunya untuk melupakan sesak di dadanya, ia hanya ingin melupakan masalah yang dialaminya sejenak saja.
Dan ia pun berhasil, lambat laun ia melupakan masalah nya namun tak menutup kemukinan jika sesekali ia mengingat masalah yang di hadapi nya, seperti saat ini ia sudah susah payah menyibukkan dirinya agar tidak bertemu dengan seseorang yang ia hindari. Namun, dewi fortuna sedang tak berpihak padanya.
Lihatlah pertahanan yang ia bangun selama seminggu ini hancur lebur karena seorang Kim Yeol yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri dengan pandangan sendu sarat akan kesedihan dan kerinduaan yang sangat dalam.
Lihatlah kau berada di depan ku namun tak bisa ku gapai. 'Boghosiepo' - yeol
Lihatlah aku sudah membangun tembok ini tapi dengan hanya satu kedipan mata kau menghancurkan nya hingga tak tersisa. - Kyungsoo.
Apa kau hidup dengan baik ? Ada apa dengan tubuh mu? Aku merasa pipi mu semakin tirus dan kemana perginya rahang tegas itu ? Lingkaran hitam itu sungguh mengerikan. - Kyungsoo.
Apa kau hidup dengan baik ?Kenapa pipi bulat itu mulai tirus ? Kenapa tubuh mu semakin mungil saja. - yeol
Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di benak yeol dan Kyungsoo. Namun, mereka hanya bisa menelan semua pertanyaan itu tanpa bisa mengeluarkan nya.
Kyungsoo pun mulai melangkah kan kakinya dengan pandangan lurus, sama halnya dengan yeol ia pun mulai melangkah dengan tatapan kosong dan angkuhnya. Langkah mereka pun seirama dengan detak jantung yang mengiri.
Semakin dekat...
.
.
.
Semakin dekat...
.
.
.
Semakin dekat...
.
.
.
Tiga langkah...
.
.
.
Dua langkah..
.
.
.
.Dan akhirnya mereka hanya berjarak satu langkah, mata yang betatap menimbulkan nyeri dan sesak secara bersamaan. Mata merah yang menyiratkan akan terjadinya hujan sudah terlihat, rindu yang memuncak sudah hampir meledak, tangan yang tergantung lemas sudah hampir bergerak dan merengkuh tubuh satu sama lain, kaki yang sudah pegal berdiri tanpa gerakkan sudah ingin berlari dan menemukan labuhan nya.
Namun, dengan ego satu sama lain semua keinginan itu sirna terhempas angin begitu saja. Dan yang mereka lakukan hanya melangkah melewati satu sama lain tanpa melirik ataupun hanya sekedar menggenggam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Heirs2 [END]
Fanfiction- END - (29.05.2017 - 11.07.2017) Cover by : Orion_Oh🌸 Masih menceritakan tentang pewaris tahta dan anak orang kaya. Yang membedakan adalah cerita ini akan menceritakan cinta segi empat antara anak orang kaya yang sangat rumit, dimana akan ada bany...