Gio!! 👆👆👆
Malam ini saya update dua part sekaligus. Kuyang baik apa akyu? Mungkin efek kenyang pas buka puasa. *wokeh lupakan!
Intinya jgn lupa Vote dan Comment aja guys...Setelan seorang pengawal terlatih Refan meletakkan dua buah minuman kemasan di atas kursi, Refan mengisyaratkan mereka untuk menjauh. Mereka pun pergi dan meninggalkan sang tuan muda hanya dengan wanita berpakian ala kedokteran itu.
"Ck Refan! Saya harus kembali ke rumah sakit. Tugas saya banyak!" bentak Marisa kesal.
Refan menoleh menatap Marisa lalu berkata dengan santainya.
"Kalau saya mau, detik ini juga saya bisa membuat kamu menjadi gelandangan lantang lantung di jalanan. Jangan mentang-mentang kamu dokter hebat kamu sok memerintah saya!!"Perkataan Refan barusan membuat Marisa langsung diam seribu bahasa. Ia lupa Refan adalah pria keras yang mampu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
"Sekarang diam dan jawab pertanyaan saya dengan jujur, jika kamu masih ingin menjadi dokter"
Marisa mengangguk lemah. Kali ini pasti pria ini akan menanyakan tentang Ayu. Dan kemudian identitas Gio, sebagai anaknya akan segera terbongkar. Jika Ayu tau, Ayu pasti sangat kecewa pada Marisa.
"Dimana Ayu sekarang. Saya tahu kamu menyembunyikan dia. Saya tidak akan macam-macam, saya hanya ingin minta maaf padanya" jelas Refan.
"Apa yang membuat kamu ingin menemuinya setelah 2 tahun berlalu?"
Refan diam sesaat. Ia menunduk lalu menegakkan kembali kepalanya, dan menatap Marisa.
"Akhir-akhir ini saya sering di mimpikan hal-hal aneh" ucap Refan pada Marisa.
Marisa langsung mengerutkan keningnya bingung.
"Mimpi aneh, mimpi aneh seperti apa yang kamu alami?""Saya mimpi seperti ada suara-suara bocah kecil yang memanggil-manggil saya dengan sebutan ayah. Berkali-kali berkali-kali hingga saya tersentak kaget dalam tidur saya. Suasana di dalam mimpi itu selalu sama, berlatarkan Taman bermain. Taman bermain yang kosong" jelas Refan panjang lebar.
Sedangkan Marisa berpikir. Apakah yang mengganggu Refan itu adalah Gio? Tapi untuk apa. Untuk membuat Refan merasa bersalah karna ingin melenyapkannya dan membuat Refan merasa bersalah dan minta maaf pada ibunya yang di buat sakit hati. Begitukan?
"Jadi hanya gara-gara itu? Kalau begitu solusinya kamu hanya pergi ke psikiater. Ayo saya antar ke rumah sakit" Marisa bangkit berdiri. Tapi langsung di tariknya baju Marisa hingga wanita itu lagi-lagi terduduk di tempat.
"Bukan itu yang saya butuhlan. Saya membutuhkan Ayu, saya merasa bersalah dan ingin minta maaf padanya" Lirih Refan dengan mata mulai berkaca-kaca.
Ada rasa iba di hati Marisa, Baru kali ini ia melihat pria angkuh seperti Refan bisa bersedih. Melihat Marisa diam saja, Refan langsung menunduk di lutut dokter itu.
"Tolong saya! Saya ingin berjumpa dengan Ayu!! Saya mohon!!" Refan seperti tak punya harga diri berlutut di hadapan Marisa hanya demi Ayu.
Marisa semakin gak tega di buatnya..para pengawal Refan tidak percaya kalau tuan muda mereka menunduk memohon-mohon di depan seorang dokter itu. Begitu beratkan masalah tuan muda mereka saat kini hingga berlutut-lutut seperti itu.
Merasa kasihan akhirnya Marisa membantu Refan berdiri.
"Jangan seperti ini. Saya akan membantu kamu berjumpa dengannya. Tapi awas, jika kali ini kamu buat dia bersedih. Kamu juga harus janji, ini kali terakhir kamu berjumpa dengan Ayu"Senyuman Refan mengembang sambil mengangguk mantap.
"Iya saya janji. Terima Kasih banyak!!" reflek Refan memeluk tubuh dokter itu.Marisa hanya membalas pelukan itu sambil tersenyum. Refan pun mengantarkan dokter Marisa kembali ke rumah sakit. Di mobil, dokter Marisa sudah berjanji sore ini akan mempertemukan Ayu dengan Refan lagi. Hanya dalam rangka minta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
RomanceAyu tak mau bayi dalam kandungannya di aborsi oleh Refan, pria yang menghamilinya sekaligus kekasihnya. Tapi dengan bersi keras Refan tetap menginginkan bayi itu di lenyapkan. Apa usaha Ayu untuk mempertaruhkan bayinya agat tetap terlahir ke dunia...