14. FLASH BACK

145K 6.4K 111
                                    


Mulmed? Rumah Refan di otak saya.

Selamat membaca, sisakan vote dan comment.. 😘😘
Btw

Happy ied mubarak ila antuma jaming'an 1438 H
Selamat hari Raya Idul Fitri bagi seluruh umat Islam.
Semoga kedamian dan ketentraman selalu berada di antara kita para umat yang beragama
😘😘😘😘😘😘😘

Refan tertidur sambil berbantalkan sebelah tangan berototnya. Matanya menatap kosong ke langit-langit kamar. Sebelah tangannya mengelus bagian kosong di sebelahnya tidur. Tempat dimana Refan pernah menghabiskan malam dengan Ayu. Mengambil Harta termahal yang di jaga oleh seorang gadis, mengagahinya hingga di malam itu menghasilkan sebuah kebahagiaan yang nyata.

Flashback

*sekitaran 2 tahun beberapa Bulan lalu

Sejak semalam Refan sakit, sedangkan mama dan ayah sedang berada di Istanbul, Turki. Mereka sedang ada keperluan penting.

Para maid di rumah sudah mengajak Refan periksa ke dokter, tapi pria itu menolaknya.

Sedangkan di sisi lain.
Di kantor Jupiter One Company
(Pusat perusahaan terbesar).

Ayu berjalan ke ruangan Refan seperti biasanya, Ayu selalu membawakan Refan sarapan buatannya. Ayu bingung saat melihat ruangan kosong. Biasanya Refan sudah datang. Dan ini sudah lewat 5 menit, Refan orang yang menghargai waktu emasnya. Ketika berbalik, tubuh Ayu berpapasan dengan Arbell, sekertaris Refan pada saat itu.

"Oh hai Arbell, ruangan kosong dimana pak Refan?"

"Pak Refan tidak masuk kerja hari ini Yu. Ini aku mau ambil alih pekerjaannya" ucap gadis berambut hitam itu.

"Oh begitu ya" ucap Ayu sambil pergi. Sedangkan Arbell langsung masuk ke ruangan bosnya untuk mengambil pekerjaan barunya.

Ayu berjalan ke mejanya bekerja. Di sebelah bilik meja, Dea menjulurkan kepalanya ke luar menatap Ayu yang sepertinya sedang menghubungi seseorang.

"Hai sayang kau dimana? Arbell bilang kau tidak masuk kerja hari ini" ucap Ayu cemas.

"Iya aku sedang kurang enak badan. Semalam saja aku tidak bisa tidur"

"Nanti malam aku ke rumahmu ya. Aku akan menemanimu ke dokter"

"Aahh... Tidak usah. Tapi aku menunggumu malam ini di rumah"

Ayu tersenyum.
"Iya sayang, sampai jumpa"

Selesai berbicara melalui telepon, Ayu menatap ke bilik samping yang ternyata gadis di samping mejanya bekerja sedang melihatnya juga.

"Kau menelpon pak Refan?" tanya Dea. Ayu mengangguk sambil duduk ke kursinya kerjanya.
"Kau sangat perhatian padanya"

Ayu terkekeh. Dea sangat sensitif dengan sesuatu yang berkenaan dengan Refan.
"Hanya sebatas kekasih saja De, kau ini berlebihan"

"Kau terlalu naif Ayu, Refan hanya mempermainkan keluguanmu,percayalah" ucap Dea sambil memutar duduk berhadapan ke Ayu.

Lagi-lagi kata yang sama, membuat Ayu memutar bola matanya sambil bersekedap.
"Siapa yang bilang begitu? Refan dan aku saling mencintai. Percayalah, jika dia tidak mencintaiku hari ini mungkin besok, atau Bulan depan dan atau... Beberapa tahun yang akan datang" ucap Ayu percaya diri. Dia benar-benar lah naif.

Dea hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Semoga saja" pungkasnya lalu kembali berkutat dengan komputer di hadapannya.

×××××

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang