17. FLASHBACK WITH ANGGA

139K 5.8K 49
                                    

17. FLASHBACK WITH ANGGA

Happy reading...

Paginya.

Di dapur Ayu sudah siap memasak dan kali ini hanya menunggu Gio bangun saja.

Saat sedang meletakkan makanan di atas meja untuk sarapan pagi.

"Ayah!! Ayah!! " teriak Gio dari dalam kamar.

Bocah itu pasti mencari ayahnya. Karena seingatnya semalam ayahnya tidur di sampingnya. Dan sekarang kenapa malah Refan tidak ada. Jelas, karena saat Gio sudah tidur. Ayu langsung mengusir Refan pulang. Ayu hanya tidak mau ada fitnah baru tentangnya yang nanti beredar.

Ayu bawa pulang lelaki ke rumahnya!

Itu sangat tidak sedap di pendengaran bukan?

Dengan langkah cepat Ayu berjalan ke kamar. Ia melihat Gio kebingungan mencari Refan. Anak itu mulai menangis sekarang.

"Mama, ayah mana ma?" tanya Gio cepat begitu Ayu masuk ke dalam kamarnya.

Wanita itu langsung duduk di dekat Gio.
"Ayah sudah pergi bekerja sayang" kata Ayu menenangkan.

"Padahal Gio mau telus sama ayah" ucapnya lirih membuat Ayu iba.

Ayu tersenyum dan memeluk Gio.
"Nanti ayah pulang lagi"

Gio diam sesaat lalu menganggukkan kepalanya. Mungkin apa kata mamanya benar.

"Sekarang ayo makan. Mama sudah masak sarapan pagi" wanita itu langsung menggendong anaknya menuju dapur untuk sarapan pagi.

×××××

Dengan pelan Refan menuruni anak tangga rumahnya. Mama dan ayah sedang menikmati teh mereka. Begitu melihat Refan datang, mereka langsung menyuruh Refan duduk di sofa. Dengan malas Refan memutar ke sana.

"Kenapa yah? Aku harus ke kantor sekarang" ucap Refan membenarkan dasinya.

"Apa kamu sudah dapatkan calon menantu untuk ayah?"

Refan diam. Dia melihat tatapan permohonan di kedua mata sendu itu. Lagi-lagi mereka membicarakan itu. Kenapa ayah tidak menanyakan tentang bagaimana kabar perusahaan? Proyek pembangunan jembatan yang sedang perusahaan urus? Apakah berjalan baik?
Kenapa harus masalah wanita yang ayah tanyakan.

"Hei? Bagaimana tentang menantu ayah dan mama?" tanya ayah ulang.

Lamunan Refan buyar dan langsung menatap ayah dan mamanya.
"Sudah"

Kedua mata dengan lingkar kulit mulai keriput itu langsung berbinar bahagia. Hal yang mereka nantikan sudah tiba. Senyuman begitu merekah bahagia di mulut mereka.

"Benarkah? Apakah kamu tidak bohong?" tanya mama tak percaya. Ia tahu, Putranya sulit jika menyangkut hal wanita.

Refan menggelengkan kepalanya.
Sedangkan ayah langsung berdiri dan memeluk putranya.
"Ayah bahagia sekali. Kapan kau akan membawanya ke sini?"

Astaga! Sekarang apa lagi ini. Harusnya ayah memberinya waktu untuk memikirkan hal itu.

"Nanti. Aku akan memperkenalkan dia pada ayah dan juga mama''

Adam dan istrinya saling pandang bahagia. Sebentar lagi akan ada pesta mewah di rumah mereka. Tentunya pesta pernikahan Putra mereka satu-satunya.

"Kami menunggu itu" ucap mama memeluk Refan juga.

"Kalau begitu aku ke kantor dulu"

"Iya hati-hati di jalan sayang" ucap mama sambil mencium pipi Refan.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang