8.MY...SON??? NO!

189K 9.1K 157
                                    


Di otak saya Ayu bermata biru/buabu seperti yang di atas. Cantik?

Happy reading...

Refan tak ingin pulang ke rumah. Ia malah mengemudikan mobilnya tak tentu arah. Pikirannya berputar di pusaran yang sama, tentang Ayu dan almarhum anaknya. Ternyata meminta maaf pada Ayu tak ada pengaruh apa-apa. Buktinya Refan masih di ganggu dalam mimpinya.

Tuhan apa lagi yang harus aku lakukan?!

Lalu Refan menepikan mobilnya. Ia memejamkan matanya lama, meredam stres yang melanda dirinya. Refan pun memilih pergi ke suatu tempat untuk meredam stresnya.

Tak lama Refan sampai di sebuah Taman main. Mungkin dengan melihat anak-anak "orang" main bisa membuatnya sedikit terhibur. Refan pun berjalan masuk ke Taman dan memilih duduk di sebuah bangku panjang Taman. Hatinya terasa tenang melihat para makhluk kecil itu bermain.

Saat sedang duduk sendirian. Refan memicingkan matanya saat melihat sosok wanita yang di kenalinya.
"Ayu" bisiknya sambil tersenyum.

Melihat Ayu dari jauh saja sudah seperti mendapat obat untuk kegalauannya.

Di sisi lain Ayu sedang mengawasi Gio bermain. Tadi mereka sampai lelah bermain ayunan berdua. Kali ini saja mungkin Ayu mengizinkan Gio bermain dengan anak seumurannya, tak apalah inikan tidak sering juga. Ayu hanya memperhatikan Gio bermain dari jauh bersama seorang wanita yang umurnya lebih tua dari Ayu, anak wanita itu yang bermain bersama Gio juga.

"Saya boleh menitip Gio dengan mbak sebentar?" tanya Ayu pada wanita yang duduk dengannya itu.

"Oh boleh-boleh memangnya kamu mau kemana?"

"Saya mau beli minum mbak. Mbak mau nitip?"

"Tidak terima Kasih. Saya sudah membawa banyak bekal dari rumah" ucap wanita itu dengan tersenyum.

"Oh kalau begitu baiklah saya pergi dulu"

Ayu pun berjalan untuk mencari minuman. Saat sedang berjalan, Ayu melihat Refan. Ya Refan.
Pria itu berjalan ke arahnya.
Astaga kenapa Refan ada di sini. Di sinikan ada Gio. Bagaimana nanti kalau dia melihat anakku ada di sini. Habis sudah! Habis sudah!

"Kau mau kemana Ay?" tanya Refan yang ternyata sudah di hadapan Ayu sekarang ini.

Ayu langsung gelagapan dan bingung ingin menjawab apa. Melihat Ayu diam saja, Refan langsung mengambil kesimpulan. Di sini banyak anak kecil, tentu Ayu menemani anaknya bermain kan? Mungkin saja begitu.

"Oh kau menemani anakmu bermain ya?" terdengar sendu saat Refan mengatakan itu.

"Ah eng... Iyaya aku menemaninya bermain" kata Ayu gelagapan. Entah kenapa dia bisa menjawab seperti itu.

"Kau sendirian? Suamimu kemana?" Refan celingukan mencari sosok suami Ayu. Padahal ia tak kenal dan belum tahu yang mana orangnya.

Jadi Refan berpikir kalau aku sudah menikah dan mempunyai suami? Pasti dalam otaknya berpikir kalau Gio anakku dengan suamiku. Bukan anaknya! Ini Bagus!

"Kenapa diam Ay? Suamimu mana?" tanya Refan lagi.

"Eng itu... Suamiku-"

"Mama!"

Ayu memejamkan matanya lama. Sekarang ia merasakan pahanya di lilit tangan mungil yang sudah pasti milik Gio.
Gio kamu datang di saat yang sangat sangat sangat tidak tepat. Argggghhh Gio!!

Gio tampak bersembunyi di belakang paha Ayu. Sesekali ia mengintip pria tinggi besar yang berbicara dengan ibunya. Karena kurang di beri sosialisasi dengan orang luar, Gio memang takut pada orang yang baru ia kenal. Tapi ia langsung merasakan mana orang yang baik padanya mana yang tidak.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang