Happy reading...
Jgn lupa vomment guysKarena penasaran Ayu pun mengambil amplop itu dan mulai membuka isinya.
Dear Ay
Ay...
Aku tahu semua ini sulit bagimu. Hidupmu memang sudah sulit semenjak kau mengandung anakku, maafkan aku.Ay, aku tahu kau sakit hati karenaku. Tapi percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud ingin menghinamu dan Gio. Aku akan melindungimu Ay.
Maka dari itu bersabarlah.
Aku akan terus meyakinkan orang tuaku kalau Gio adalah anak kita. Aku akan tetap berusaha untuk bisa menikahimu.Di remasnya hingga menjadi bola kecil oleh Ayu lalu di lemparnya ke sembarang arah. Tentu ia tahu siapa pembuat surat itu, Refan.
Lagi-lagi Ayu menangis.
Hidupnya terasa begitu menyakitkan ketika Refan datang. Awalnya tidaklah sesakit ini. Dan masalah yang datang tidak serumit ini.
×××××
Setiap pagi Felma memang selalu membantu para koki di rumahnya untuk menyiapkan sarapan pagi.
Selesai memasak dan semua makanan sudah di tata tapi di atas meja makan. Felma merasa bi Minah terus menatapnya. Bi Minah adalah wanita paruh baya yang merupakan ketua maid di rumah ini. Dia sudah lama mengabdikan diri dari mula Refan masih belum bisa berjalan dengan benar.
"Saya perhatian kan kamu terus menatap saya bi? Kenapa?" ucap Felma memegang bahu bi Minah.
"Ah tidak nyonya" bi Minah menunduk sambil bergeleng.
Tentu Felma tau kalau si ketua maid itu sedang berbohong. Sudah berapa tahun mereka tinggal satu atap. Tentu saja Felma sudah mengenal baik watak satu persatu pekerja di rumahnya.
"Katakan saja"
"Tidak ada nyonya. Saya kembali bekerja dulu" bi Minah seperti menghindar. Ia langsung kebali bertugas.
Sejujurnya bi Minah ingin memberitahukan sesuatu. Tapi ia takut kalau nyonya Felma berfikir kalau bi Minah terlalu ikut campur di masalah keluarganya. Jadi lebih baik bi Minah diam saja. Mungkin ada tiba saatnya nanti.
×××××
"Kau kelihatan berbeda. Dan kenapa kemarin kau tidak datang?"
Ayu hanya menggeleng sambil tersenyum tatkala Riska bertanya bertubi-tubi. Mereka berbicara sambil tangan terus bekerja mengepak barang kemasan. Hari ini Ayu memutuskan untuk menyibukkan dirinya dengan bekerja.
"Ayolah ceritakan pada mbak"
"Tidak ada. Aku hanya merasa kurang enak badan kemarin mbak" dusta Ayu sambil berkata maaf dalam hatinya karena telah membohongi wanita sebaik Riska.
Riska tampak menganggukkan kepalanya. Sepertinya ia percaya dengan ucapan Ayu.
Tidak ada gunanya juga masalah pribadi di ceritakan pada orang lain. Lagi pun, Riska hanyalah teman kerja Ayu, tidak lebih.
Hari sudah sore, Ayu dan Gio pun langsung pulang ke rumah. Saat baru membuka pintu pagar kayu rumahnya. Ayu tersenyum saat melihat siapa yang sedang berdiri di pintu.
"Hai Angga, maaf aku baru pulang bekerja" ucap Ayu sambil berjalan ke arah rumah.
Angga tersenyum sambil menggaruk tengkuknya.
"Oh kau bekerja?""Iya. Ayo silahkan masuk" Ayu mempersilahkan tamunya masuk dan duduk di ruang tamu.
"Hai Gio. Kita berjumpa lagi" Angga mencubit gemas pipi Gio yang berisi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
RomanceAyu tak mau bayi dalam kandungannya di aborsi oleh Refan, pria yang menghamilinya sekaligus kekasihnya. Tapi dengan bersi keras Refan tetap menginginkan bayi itu di lenyapkan. Apa usaha Ayu untuk mempertaruhkan bayinya agat tetap terlahir ke dunia...