Tok... Tok...
Tok... Tok... Tok...
Sepulang kerja tadi jam 3 sore, Wanita dengan sapu di tangan dan kain lap di bahu itu masih sibuk membersihkan rumah. Ia bahkan tak mendengar di depan sana ada yang mengetuk pintu rumahnya.
Gio dengan mulut di bungkam oleh kompeng tampak asik menikmati tayangan film anak-anak favoritnya.
Tok... Tok... Tok...
Kali ini suara ketukan pintu terdengar lebih menuntut dan terdengar kasar. Gio menyadari itu, ia langsung menatap Ayu yang sedang bebersih.
"Mama... Ada olang ma" tunjuk Gio ke arah pintu depan.
"Oh ya? Baiklah. Mama bukakan pintu" Ayu meletakkan sapu itu di siai meja dan berjalan ke pintu depan.
Seraya melangkah ke pintu. Ayu bersuara.
"Iya sebentar!"Saat membuka pintu, kosong.
Tidak ada siapapun di luar. Ayu menoleh ke kanan dan kiri tapi tidak ada siapapun.
"Siapa ma?" terdengar suara Gio kecil dari arah belakang.Mata Gio menangkap sesuatu di dekat gesekan kaki depan rumah.
"Mama apa itu?" tunjuknya pada sebuah kotak besar berwarna merah maroon.Ayu menunduk dan melihat kotak besar berwarna maroon itu. Karena di gelitiki rasa penasaran. Akhirnya Ayu jongkok memegang sisi kotak. Bahkan tidak ada alamat yang menerangkan untuk siapa kotak itu di tujukan pengirimannya. Tapi karena Ayu menemukan kotak itu di depan pintu rumahnya. Berarti tidak salah jika Ayu membawanya masuk.
Setelah menutup pintu. Ayu yang di ekori Gio di belakang duduk di depan TV. Melihat dan memutar kiri lalu ke kanan lalu berbalik lagi kotak tersebut.
"Apa itu ma?" tanya Gio polos.
"Mama juga tidak tau sayang" sahut Ayu mengecak rambut Gio pelan.
"Buka ma"
Lama Ayu menimbang ucapan Gio yang ingin kotak berwarna merah maroon itu di buka. Tapi karena ia juga penasaran akhirnya Ayu membuka isi kotak itu.
Ayu dan Gio semakin di landa kebingungan lagi karena di dalam kotak besar itu ada dua kotak lagi di dalamnya, satu berwarna biru navi berukuran agak sedang. Satunya lagi berwarna putih berukuran agak besar. Gio kelihatan semakin antusias.
"Buka mama buka" rengeknya menggoyang-goyangkan lengan Ayu.
"Iya sayang iya"
Akhirnya Ayu membuka kotak yang berwarna putih terlebih dahulu.
Kotak itu bersisi. Sebuah di dress Indah selutut tanpa lengan. Warnanya juga Indah, putih mutiara.
Tak di sadari senyuman Indah menghiasi wajah Ayu. Ia tidak tahu untuk siapa baju ini di tujukan, tapi sangat Indah. Saat melihat ke dalam kotak, ada sebuah secarik kertas di sana. Ayu mengambil dan dengan pelan membuka lipatan demi lipatan kertas berwarna coklat muda itu.
Terlihat tulisan dengan gaya halus kasar tegak bersambung tang sangat rapi.
Aku tahu kau tak punya baju Bagus untuk nanti malam. Maka dari itu aku memberikanmu dress itu. Jangan lupa di pakai. Maaf jika kau kurang menyukainya, aku kurang tahu seleramu
Refanka J
Ternyata dari Refan.
Refan tahu saja dia tak punya baju layak pakai untuk datang menghadap ayah dan mama Refan. Ayu tidak dapat menebak berapa harga dress ini, dari kainnya saja terlihat berkualitas tinggi.
Jika ada baju pasti ada sepatu. Di samping di letakkannya surat tadi. Ayu melihat sepasang sepatu di sana. Sepatu berwarna kulih, sangat kontras sekali dengan warna kulit kaki Ayu yang putih. Jika di pandang dari jauh mungkin Ayu kelihatan tidak memakai sepatunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
RomanceAyu tak mau bayi dalam kandungannya di aborsi oleh Refan, pria yang menghamilinya sekaligus kekasihnya. Tapi dengan bersi keras Refan tetap menginginkan bayi itu di lenyapkan. Apa usaha Ayu untuk mempertaruhkan bayinya agat tetap terlahir ke dunia...