25. WEDDING DAY

124K 6K 74
                                    

Selamat membaca. Tinggalkan vote dan vomment anda!

Hari yang di nantikan tiba. Hari yang begitu berharga untuk setiap pasang insan yang saling mencintai.

Hari ini adalah hari yang akan mengikat Refan dan Ayu ke dalam sebuah ikatan yang begitu suci, sebuah pernikahan.

Dan hari ini pula adalah hari bahagia untuk Gio. Karna setelah ini, Gio akan bisa terus menerus bersama dengan ayah dan mamanya.

Semua tamu undangan sudah mulai memadati setiap sudut ruangan. Awalnya pernikahan akan di adakan di kediaman Jupiter. Tapi karena permintaan Refan yang ingin acara pernikahannya di adakan di hotel perusahaan, yasudah Adam dan Felma mengiyakan saja. Toh tempat bukan masalah yang berarti untuk mereka. Asalkan anak mereka bahagia itu sudah cukup.

Dari lantai atas, Ayu duduk di depan sebuah cermin yang membuatnya masih tak percaya pada pantulan dirinya. Ayu berlipat kali cantik hari ini, gaunnya yang Indah melakat di tubuhnya. Dan riasan rambut yang membuatnya semakin sempurna di hari ini. Berkali-kali Ayu menghela nafas lalu melepaskannya lagi untuk meredam kegugupannya.

Ayu langsung mengarahkan wajahnya ke pintu saat mendengar suara pintu terbuka. Seorang wanita dengan perut mulai membuncit masuk dan berdiri di belakang Ayu. Meraka saling tatap melalui cermin.

"Kamu cantik sekali Yu" kata Marisa sambil tersenyum menggoda.

"Aku takut"

Marisa terkekeh seraya duduk di sebelah Ayu.
"Kau ini sempurna Yu"

Wajah Ayu tiba-tiba saja berubah sedih. Ia kembali mengingat sesuatu.

"Mbak. Aku sedih almarhum ayah dan mamaku tidak ada di sini" lirih Ayu sendu. Tampak matanya yang berhazel biru itu mulai berkaca-kaca.

Marisa tersenyum sambil mengelus lembut tangan Ayu.

"Yu, dengarkan aku. Kisah ini tak banyak yang tau. Aku akan menceritakan kisahku ini padamu" kata Marisa sambil mengusap lembut air mata Ayu yang sudah jatuh.

Ayu membenarkan posisi duduknya bersiap mendengar cerita Marisa.
"Mbak tidak tau mbak berasal dari mana. Mbak memang punya ibu, tapi mbak dari kecil tidak punya ayah. Dan pahitnya lagi, mbak tidak pernah mengetahui jika ibu mbak pernah menikah dengan seorang pria. Ibu mbak tidak pernah menikah, jadi mbak berpikir. Dari manakah mbak berasal? Mbak ingin sekali bertanya padanya siapa dan dimana ayah mbak. Tapi mbak takut melukai hatinya. Jika mbak anak di luar nikah, harusnya mbak sering melihat ibu mbak melamun. Tapi tidak, ibu tidak pernah melamun dan kelihatan biasa saja" Marisa menghela nafas sambil mengusap air matanya yang berhasil keluar. Ada hal lain yang membuatnya semakin sedih.
"Mbak semakin bingung tahu kamu Yu di saat apa?"

Ayu menggeleng tanda tidak tahu.

"Setiap kami jalan ke mall, salon sama ibu. Semua orang mengatakan kalau mbak ini tidak mirip dengan ibu. Mereka bilang mbak lebih cantik dan berbeda dari ibu. Kadang mbak mengaca, benar. Benar apa yang orang-orang katakan. Mbak tidak mirip dengan ibu mbak. Semenjak itu mbak mencari tahu siapa ayah mbak. Untuk meyakinkan kalau wajah mbak ini setidaknya mirip dengan ayah mbak, tapi sampai saat ini hasilnya nihil. Mbak tidak pernah berhasil menemukan ayah mbak itu siapa, at-atau dimana makamnya jika dia tiada" lagi-lagi Marisa mengusap air matanya.

Perlahan Ayu mendaratkan tangannya ke punggung Marisa, mengelus lembut punggung wanita itu. Mencoba memberikannya kekuatan.
"Jangan bersedih mbak. Semua orang memiliki kisah hidup yang berbeda-beda"

"Iya Yu. Kau benar" sahut Marisa sambil tersenyum.

Lalu mereka saling berpelukan.

"Permisi nona-nona"

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang