42. DIA ANAKKU?

123K 5.5K 317
                                    

Selamat membaca

Hari mulai sore dan anak-anak yang dari pagi hingga siang itu bermain sudah pulang ke rumah mereka masing-masing, Shava, Alvin mereka semua sudah pulang. Sedangkan Gio, setelah main dan mandi, dia tertidur pulas di sofa depan TV karena lelahnya bukan main. Melihat itu, Ayu hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Setelah iti ia berjalan ke arah dapur untuk melihat para pekerja rumahnya.

Melihat Ayu datang, para maid yang sedang duduk-duduk di dapur langsung tersenyum dan hendak bangun dari kursi meja makan karena mungkin merasa tidak enak karena ada nyonya mereka.

"Jangan sungkan, duduklah" kata Ayu ramah sambil duduk di antara mereka.

"Ingin saya buatkan sesuatu nyonya Ayu?" tawar bi Ina pada Ayu.

Ya kebetulan Ayu ke dapur karena juga lapar, padahal siang tadi dia sudah makan banyak.

"Ya, buatkan aku roti lapis daging ya" kata Ayu.
"Jika kalian juga mau, kalian boleh membuatnya juga. Biar kita menikmatinya sama-sama" timpal Ayu pada pengasuh Gio, Mika dan juga Asna.

"Iya nyonya terima Kasih banyak" Mika dan Asna mengangguk sambil tersenyum.

Mika dan juga Asna membantu bi Ina membuat roti bakar lapis daging.

Tak lama banyak roti bakar lapis daging siap mereka buat. Asna meletakkan sepiring besar berisi roti lapis daging di atas meja makan. Sungguh Ayu menatapnya sambil meneguk liaurnya, terlihat sangat enak sekali. Padahal ini bukan kali pertama ia akan memakannya.

Mika mengambil air dingin di dalam kulkas dan mereka langsung duduk bersama di meja makan.

''Selamat makan semuanya!" seru Ayu sambil mengangkat tangan untuk berdoa. Begitu juga dengan Asna, Mika dan bi Ina.

Mereka menikmati roti lapis daging sambil bercerita banyak hal, sesekali mereka tertawa karena Mika dan juga Asna pintar sekali melucu. Mereka menceritakan kisah mereka seputaran masa sekolahan dulu, kisah Cinta dan mimpi-mimpi mereka yang ingin menikah dengan orang yang hebat. Yang bisa mengubah nasib mereka dari hanya menjadi seorang babysitter menjadi nyonya di keluarga mereka nanti.

"Benarkah Mika? Kau pernah berpacaran?" Ayu terlihat kaget mendengar cerita Mika.

"Benar-benar kau, dari wajahmu kau sangat lugu" ucap bi Ina lalu tertawa pelan.

"Haha tak taunya..." sambung Asna juga ikut tertawa.

"Dia terus menyatakan perasaannya. Dan awalnya aku terima karena aku kasihan, tapi lama kelamaan aku malah jatuh Cinta padanya" kata Mika sambil tersenyum menceritakannya. Mungkin dia membayangkan kisah cintanya dulu.

"Lalu sekarang dimana dia? Apakah kalian masih bersama?"pertanyaan Ayu barusan membuat raut wajah Mika berubah.

Asna yang merupakan sahabat dekat Mika dari mereka SMP langsung menatap Mika cepat. Mendengarkan apa yang sahabatnya itu akan jawab pertanyaan nyonya mereka.

"Di-dia memutuskan hubungan kami begitu saja, dia bilang dia tak lagi mencintaiku. Tapi..."

"Tapi apa?!!" tanya Ayu, Asna dan bi Ina serentak. Lalu mereka saling tatap dan kembali serius menatap Mika.

"Tapi, aku tak melihat kejujuran di matanya. Aku melihat masih ada Cinta di matanya saat menatap mataku, aku tahu dia masih mencintaiku. Tapi aku tak mau harga diriku di injak olehnya jika aku mengatakan kalau dia bohong, sehingga aku mengatakan 'ya takpapa, mungkin ini yang terbaik untuk kita'. Setelah itu ya sudah" Mika tersenyum tegar dengan mata berkaca-kaca. Asna langsung mengusap punggung Mika untuk menegarkan sahabatnya itu.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang