Selamat membaca
Tawa riang gembira nenek dan cucunya itu yang sedang bermain kejar-kejaran di Taman rumah membuat yang melihatnya tersenyum.
Tadi pagi sekali. Gio di antarkan ke rumah nenek dan kakeknya. Felma dan Adam sangat bahagia saat melihat cucu mereka yang menggemaskan datang. Apalagi katanya Gio dan kedua pengasuhnya akan ikut menginap di rumah mereka selama Refan dan Ayu pergi ke Dubai. Dengan senang hati mereka mau menemani hari-hari cucu mereka selama ayah dan ibunya tiada.
Refan dan juga Adam yang sedang duduk bersama di bangku panjang kelihatan terus memperhatikan kesenangan Gio dengan neneknya. Sedangkan Ayu dan kedua pengasuh Gio sedang berbincang bersama.
"Ref, kapan ayah punya cucu kedua"
Uhukk uhukk!!
Adam langsung menatap Refan yang tersentak saat sedang menikmati kopinya.
"Kau ini kenapa?" tanya Adam mengelus pelan tengkuk Refan."Ayah ini bicara apa?" Refan membersihkan sisi mulutnya dengan tisu.
"Kok bicara apa. Ya bicara tentang cucu kedua ayah lah. Kau sudah merencakannya kan, cucu ayah tidak hanya Gio kan?"
"Ayah ayolah... Aku belum memikirkan ke sana" sahut Refan malas.
"Kok belum di pikirkan. Ya harus segela lah Ref. Kalau bisa jangan satu, banyak. Jadi kalau lebaran rumah ayah ramai dengan anak-anak yang lucu mirip kamu atau mamanya. Lagian kan pernikahan kalian sudah menginjak sebulan" khotbah ayah panjang lebar.
Refan jadi ingat masa-masa dirinya SMA dulu. Di ceramahi ayah sampai tengah malam gara-gara ikutan tawuran. Dan saat di akhir tahun ikutan coret-coret baju, konfoi.
"Iya ayah iya" sahut Refan memijat pelan kepalanya.
"Jangan iya iya saja Refan, ayah serius. Apa kamu memang tunggu ayah mati ya?"
Refan langsung terkejut dan menatap Adam kaget.
"Ya ampun ayah kenapa bicara begitu. Baiklah ok, nanti aku pikirkan""Pasti Gio juga sudah minta-minta adik kan?" tanya Adam lagi.
"Dari mana ayah tau?"
"Ya taulah. Dia pasti sudah bosan juga main tidak ada teman. Makanya kau mencarikan pengasuh untuknya. Sebanarnya pengasuh bukan untuk mengurus Gio, tapi biar Gio punya teman main kan?"
Refan membulatkan matanya. Ayahnya yang satu ini memang hebat! Ayah sadar akan hal itu.
"Kenapa kamu. Kaget ya kalau ayah tahu? Haha ya ayah taulah Refan. Ayah tahu watak otak dan hatimu. Karena ayah adalah ayahmu" Adam terkekeh melihat ekspresi anaknya yang terkejut. Adam bangun dan ikutan bermain dengan Gio dan juga istrinya.
Tiba-tiba Sultan datang dan berdiri di sebelah Refan.
"Maaf tuan, pesawat dan pilot kita sudah siap. Sekarang hanya tinggal menunggu tuan dan nyonya" ucap pria itu sopan."Baiklah tunggu saya di depan"
Refan bangkit berdiri dan membenarkan jasnya."Baiklah tuan" Sultan permisi dan langsung pergi.
Perlahan Refan berjalan ke arah Ayu.
"Ay, ayo"Ayu menatap Gio yang juga tengah menatapnya. Meski ini hanya sebentar tapi anaknya yang lucu dan menggemaskan yang satu itu pasti akan menggelitiki rasa rindunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
RomanceAyu tak mau bayi dalam kandungannya di aborsi oleh Refan, pria yang menghamilinya sekaligus kekasihnya. Tapi dengan bersi keras Refan tetap menginginkan bayi itu di lenyapkan. Apa usaha Ayu untuk mempertaruhkan bayinya agat tetap terlahir ke dunia...