23. RESTU AYAH

119K 6.7K 85
                                    

Selamat membaca.

Tinggalkan vote dan comment anda!

Rasanya begitu lelah selesai menggesok pakaian sebanyak keranjang besar.

Ayu menghela nafas dan meneguk segelas air hingga tandas. Langkah kecil Gio membuat Ayu menoleh ke Sumber suara.

"Gio? Kamu kenapa?"

"Mama, ada banyak olang di lual lumah"

Ayu mengerutkan keningnya. Lalu ia langsung bangkit dan berjalan bersama Gio sampai ke depan.

Ternyata benar. Ada tiga orang pria bertubuh tinggi besar berdiri di ambang pintu, satunya lagi bertubuh agak gendutan. Ayu semakin kebingungan. Semoga kedatangan mereka ini salah alamat atau apalah itu.

"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Tanya Ayu sopan.

"Apakah ini rumah Ayu Liskia?" tanya si pria berpostur tubuh gendut.
Ayu menatap Gio lalu menganggukkan kepalanya.
"Benar, saya sendiri"

Pria si bertubuh gendutan itu langsung mengisyaratkan kedua anak buahnya untuk membawa Ayu. Satu memegang Ayu dan satunya lagi memegang Gio. Gio yang takut pada orang asing langsung menangis ketakutan.

"Mama hiks... Mama..." rengek Gio terus menangis.

Beberapa tetangga bahkan hanya berani mengintip. Tidak berani menolong.

"Hei kau! Lepaskan anakku, jangan sakiti dia. Jangan sentuh anakku!" bentak Ayu sambil memberontak.

"Maaf kau harus ikut kami" ucap si pria bertubuh kurus berkulit hitam.

"Hahh?? Apa. Kemana?"

Mereka tidak menjawab pertanyaan Ayu. Mereka terus menyeret Ayu dan Gio sampai ke mobil. Ayu semakin tak tega melihat Gio terus menangis ketakutan.

"Ayah hiks...! Ayah hiks..." tangis Gio semakin kencang. Bahkan bocah itu memanggil-manggil ayahnya. Tapi apakah Refan akan datang sebagai pahlawan?

Ketika salah satu di antara mereka ingin membuka pintu ingin memasukkan Gio dan Ayu ke dalam mobil.

"Hei, bangsss..... Aaattt!! Lepaskan anakku!" bentak Refan menunjuki para orang-orang yang memegang Ayu dan Gio.

Melihat ayahnya datang. Gio langsung melepaskan paksa tangannya dari para orang jahat itu. Gio berlari kerah Refan dan memeluk kaki ayahnya. Gio menangis tersedu-sedu, ia benar-benar ketakutan.

Ayu tak menyadari senyumannya.
Kau benar-benar datang Ref? Kau benar-benar datang untuk menepati janjimu. Melindungi aku dan Gio. Batin Ayu.

Refan berjongkok dan menyentuh setiap inci tubuh anaknya.
"Kamu tidak papa sayang? Mana yang sakit mana?"

Gio tidak menjawab. Ia hanya menangis sambil memeluk Refan. Pria itu benar-benar marah melihat anaknya menangis ketakutan seperti ini. Rahangnya mengeras menahan marah. Kalau Gio tidak ada di sini mungkin sudah pada babak belur para bangsat itu.

"Gio sayang. Kamu masuk ke dalam mobil ya, nanti ayah menyusul" bisik Refan pada Gio. Bocah itu mengangguk paham dan langsung masuk ke dalam mobil merah milik Refan.

Refan berjalan beberapa langkah ke depan. Ia menatap marah ketiga orang itu.
"Apakah ayah yang menyuruh kalian?! Hahh? Jawab aku sialan!!" bentak Refan dengan tangan sudah gatal ingin menggebuki mereka.

Tapi ia tahu. Gio pasti mengintip di balik kaca jendela mobil.

"Maaf tuan muda. Kami hanya menjalankan perintah" ketiga pria itu menunduk ketakutan.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang