39. MARISKA & AYAY

77K 4.8K 130
                                    

Selamat membaca...

Hujan masih begitu deras. Ayu menurunkan payung dan kembali menguncupkannya. Perlahan wanita itu berjalan dan memasuki lift rumah sakit.

Lift membawa beberapa orang ke lantai atas. Pintu terbuka dan semua orang dari dalam lift keluar termasuk Ayu. Wanita itu berjalan gontai menyelusuri lorong rumah sakit yang agak ramai.

Langkahnya terhenti saat melihat dari kejauhan, seorang wanita sedang berdiri mematung di depan pintu kamar ruang inap Marisa yang tertutup. Ayu heran, siapa kira-kira wanita itu. Apakah dia saudara Marisa yang ingin berkunjung? Tapi kenapa tidak langsung masuk saja.

Langkah Ayu mulai cepat dan menyentuh bahu wanita yang rambutnya mulai beruban itu.
"Permisi bu" sentuh Ayu lembut pada bahu wanita itu.

Wanita itu sedikit terperanjat dan memutar tubuhnya ke belakang. Ayu kaget melihat wajah wanita itu. Dia pernah melihatnya, wanita itu adalah wanita yang tak sengaja bertabrakan dengannya saat Ayu ingin mengunjungi Marisa untuk yang pertama kalinya. Mereka tertabrak dekat lift. Ya benar, wanita ini.

"Ah anda yang waktu itu" gumam Ayu pelan.

Wanita di hadapannya hanya diam dan kikuk. Mungkin menahan malu karena hanya diam berdiri di depan pintu kamar ruang inap Marisa tadi.

"Apakah ibu ini adalah sanak saudara dari mbak Marisa?" tanya Ayu lagi.

Wanita itu kembali diam dan mengambil langkah untuk pergi. Tapi Ayu tak mau diam saja, dia mengekori wanita itu dan memegang lengannya.
"Bu tolong jawab saya, ibu ini siapa?"

Wanita itu menepis tangan Ayu dan kembali pergi. Tapi Ayu kembali menahan lengannya.
"Bu-"

"Saya Ella. Lepaskan tangan saya!" wanita bernama Ella itu menepis kembali tangan Ayu dan langsung berlari memasuki lift.

Ayu hanya diam menatap kepergian wanita bernama Ella itu.
"El... Ella?" gumamnya.

Ayu menghela nafas sambil kembali berjalan ke arah pintu kamar inap Marisa. Menekan knop pintu dan mendorongnya ke dalam.

Sunyi.

Tak ada siapapun di dalam kamar Marisa. Ayu melangkahkan kakinya masuk dan berjalan ke arah kamar mandi, lalu kembali ke brankar. Kepalanya terus berputar memikirkan kemana mbak Marisa. Tidak mungkin mbak Marisa pulang karena masih ada beberapa tas pakaian dan cemilan di atas sofa dan meja bundar di sisi lemari.

Saat Ayu keluar dan menutup pintu. Ia melihat seorang suster yang waktu itu sempat bercanda-canda dengan Marisa saat wanita hamil itu masih bersedih hati.

"Ah permisi" sapa Ayu canggung. Suster itu menoleh ke arah Ayu lalu pandangannya seperti sedang mengingat-ingat siapa wanita yang tengah berdiri di hadapannya.

"Sepertinya kita pernah bertemu ya nona"

Ayu terseyum. Suster itu masih mengenalnya ternyata.
"Ya aku Ayu. Aku ingin mencari dokter Marisa yang sedang di rawat di ruangan ini" tunjuk Ayu ke arah pintu kamar.
"Kita memang sempat bertemu juga waktu itu"

Suster itu kembali tersenyum.
"Oh iya kau... Dokter Marisa dan suaminya sedang di Taman tadi. Tapi sekarang kan sudah hujan, mungkin mereka sedang di tempat lain. Saya juga kurang tau"

"Oh begitukah?"

"Iya. Coba saja ke sana dulu. Atau tunggu saja di dalam sampai mereka kembali" ucap suster itu sambil tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi dulu Ayu" suster itu berpamitan dengan sopan dan langsung pergi.

Jika menunggu pasti sangat membosankan. Ayu akhirnya memutuskan untuk ke Taman saja.

"Tapi apa iya mereka di Taman hujan-hujan begini? Atau di tempat lain?" tanya Ayu pada dirinya sambil berjalan ke arah lift untuk kembali membawanya turun dengan cepat ke lantai satu.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang