21. KEBAKARAN!!

119K 6K 42
                                    


Happy reading 😚😚😙😗

Refan semakin panik ketika sebuah taxi berhenti di dekat Ayu dan Gio.

"Shit! Mereka naik!" umpat Refan semakin berlari dan menggedor kaca mobil dengan tangannya.

Dari luar Refan dapat melihat Ayu menangis dan Gio seperti kebingungan sekarang.

"Ay dengarkan aku dulu Ay!" Refan mengetuk kaca jendela taxi itu berkali-kali berharap Ayu mau menoleh ke arah jendela, membukakan pintu dan mendengarkan penjelasannya.

Tapi semua seolah tak memihak padanya. Mobil itu langsung melaju kian kencang saat Ayu menyuruh sopir taxi itu mengebud dan tak perlu memperdulikan Refan.

"Ay!!" teriak Refan begitu keras saat mobil itu kian menjauh.

Dalam mobil hanya terdengar isak tangis Ayu. Bahkan Gio tak bisa apa-apa selain menatap ke arah ibunya dengan tatapan kebingungan. Gio benar-benar tak mengerti apapun tentang masalah para orang dewasa. Yang ia tahu hanyalah pengeran kodok yang selalu menjadi pahlawan dan susu buatan mama yang sangat enak.

Perlahan tangan mungil itu mulai menyentuh lembut tangan kurus Ayu. Ayu menoleh lalu menangis memeluk Gio.

"Mama jangan nangis ma" kata Gio dalam pelukan Ayu.

"Mama tidak menangis sayang"

"Telus ini apa?" Gio melepaskan pelukan itu dan mengusap air mata itu dengan tangan mungilnya.

Ayu hanya bisa tersenyum melihat tingkah Putra kecilnya. Lalu kembali memeluknya erat lagi.
"Mama tidak bisa menangis lagi kalau sudah melihatmu sayang"

Karena tuhan menciptakanmu bagai obat bagi setiap luka yang aku derita. Gio, kau bahagiaku sayang. Batin Ayu.

×××××

Hari sudah sangat malam. Jam di dinding yang catnya sudah mulai terkelupas itu kini menunjukkan jarum pendeknya tepat di angka 11.

Sesekali Ayu menatap Gio yang sedang terlelap dengan sangat imutnya di dekat Ayu, dengan dodot kosong bekas susu menjadi pelengkap tidurnya malam ini.

Entah apa yang membuat Ayu tak bisa tidur. Biasanya jika Gio sudah tidur maka sudah pasti Ayu juga ikutan tertidur. Perlahan tangan kurus berkulit putih itu menyentuh sebelah pipi berisi Gio. Ayu tersenyum.

Lalu menyentuh kedua mata Gio.
"Ini berasal dari ayahmu" gumamnya lalu meneteskan air mata.

Perlahan jemari lentik itu berhenti di depan hidung mancung Gio.
"Ini juga berasal dari ayahmu" air matanya menetes lagi di pipi sebelahnya.

"Hanya ini berasal dariku" gumam Ayu dengan tangan bergetar-getar perlahan menyentuh mulut Gio yang terbungkam dodot susu kosong.
"Dan ini" timpalnya begitu menyentuh helaian rambut kecoklatan Gio.

Dunia juga tahu kau anaknya siapa! Kau berasal dari tubuh mana! Andai kau tak semirip dia, andai.

Hiks... Hiks...

Dengan cepat Ayu menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya. Kedua tangannya bergetar memeluk lutut.

Hiks... Hiks...
"Hidupku begitu berliku hiks... Aku lelah sekali" ucap Ayu di sela isakannya.

Perlahan kelopak mata yang tadinya terpejam itu kini terbuka, sepasang mata Indah berwarna hitam itu pula terlihat.
Mama menangis lagi ma? Batin kecilnya bersuara.

Gio hanya bisa pura-pura tidur. Tapi nyatanya ia terus mendengar isak tangis mamanya. Meski Gio tak tahu masalah apa yang Ayu hadapi tapi Gio dapat merasakan mamanya bersedih.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang