29. THE DOCTOR

108K 4.9K 85
                                    

Halooo sebelum kalian baca, saya minta maaf sebesar2nya utk keterlambatan up date. Mohon di maafkan ya, tapi butuh kalian ketahui kalian selalu "number one"
😗😗😗.

Btw, aku Kasih kalian HADIAH! what is that? Ada di mulmed *jengjeng 👆 dia adalah Angga.

Happy reading...

Dari kejauhan Ayu dan Refan terus  memperhatikan Gio yang di datangi seorang pelayan mall. Pelayan wanita itu tampak membungkuk di hadapan Gio sambil tersenyum ramah. Gio yang agak sedikit takut dengan orang-orang baru di sekitarannya itu langsung diam. Ayu pun menghampiri Gio dan si pelayan.

"Permisi, maaf ya mbak anak saya agak sedikit takut dengan orang yang tidak terlalu akrab dengannya" Ayu berkata dengan tidak enakan. Wanita itu mengangguk paham.

"Tidak masalah nyonya" sahut pelahan itu dengan ramah.

Ayu pun melihat ke arah Gio.
"Gio mau mencari apa? Ayo katakan pada mbak ini" tunjuk Ayu pada si pelayan mall.

"Gi-Gio mencari dede bayi tapi tidak ada" kata Gio dengan polos bercampur kecewa.

Pelayan mall itu tampak menahan tawanya dengan mengulum senyumannya ke dalam mulut. Ayu langsung menatap ke arah Gio lalu Refan agak malu.

"Terima Kasih mbak, mbak boleh pergi" suruh Refan pada pelayan itu. Pelayan itu langsung pergi setelah menunduk dan pamit.

Tanpa tunggu lama. Refan langsung menggendong Gio. Dan mereka segera pulang. Entah kenapa Refan sangat malu tadi. Apalagi saat melihat pelayan tadi menahan tawanya.

×××××

"Gio. Sekarang jawab ayah, siapa yang mengatakan kalau adik bayi itu di jual di mall?" tanya Refan pada Gio.

Gio dapat merasakan aura ayahnya yang sedang marah. Bocah itu pun mendongak menatap ibunya. Ayu tersenyum sambil mengelus pipi Gio.

"Jawab ayah Gio" kata Refan lagi.

"Heng... Shava bilang mommy dan daddy nya beli adik Justine di mall. Gio kan juga ingin" Refan tak jadi bisa marah kala mendengar suara Gio yang lucu dan menggemaskan. Rasanya tak tega memarahi anak itu hanya karena kepolosannya.

"Sayang, dengarkan ayah. Bukannya Gio yang tidak mau punya adik?"

"Tapi sekarang Gio maunya punya adik yah. Adik yang banyak"

Ayu malah memajamkan matanya lama. Ia tahu kalau sekarang ini Refan sedang menatapnya.

"Iyayaya sayang. Sudahlah sekarang Gio tidur ya" kata Refan sambil mematap Ayu.

"Iya yah" Gio patuh dan langsung membenamkan wajahnya ke dada Ayu.

Tak lama Ayu merasa Gio sudah tidak bergerak lagi. Sepertinya ia sudah tidur. Perlahan Ayu membenarkan rambut Gio yang sedang tidur. Ayu tersenyum melihat wajah Gio yang begitu polos, lucu dan menggemaskan saat sedang tidur. Pasti ia sedang damai dalam tidurnya.

"Ref"

"Hmm" sahut Ayu dengan menoleh ke Ayu sesaat lalu menatap jalanan kembali.

"Kenapa tadi kau berbicara dengan nada tinggi begitu pada Gio. Tadi aku merasakan kalau Gio itu terkejut kau marahi. Dia kan sebenarnya masih kecil dan tak tau apa-apa. Mana dia tau bayi itu berasal dari mana?" tanya Ayu dengan suara halus.

"Tidak marah. Aku memahami juga kok pemikirannya yang masih kecil. Memangnya tadi aku salah ya?"

Ayu malah geleng-geleng kepala.
"Ya salahlah"

"Yasudah aku tidak akan mengulanginya lagi" pungkas Refan sambil membelokkan setir mobil.

Lalu Ayu teringat pasal pengasuh dan pembantu rumah tangga yang pernah Refan berikan usul itu.
"Bagaimana dengan pengasuh dan pembantu di rumah. Apa kau sudah mengurusnya?"

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang