41. TEMAN MAIN

90.4K 5.4K 240
                                    

Met membacaah...
Demi apa gua 2x up?

Angkat tangan yang seneng?

Sudah sebulan berlalu begitu saja semenjak Ayu tahu kalau dirinya sedang mengandung. Semenjak itu Ayu jadi selalu makan bergizi, tidur tepat waktu dan semua hal baik dia atur dengan benar.

Kini jam 00:35

Ayu merasakan bayinya lapar. Karena jujur Ayu sendiri tidak pernah kelaparan tengah malam. Akhirnya sambil menatap Refan yang sedang tidur, Ayu pelan-pelan jalan mengendap ke luar kamar.

Tidak langsung ke dapur, Ayu ke kamar Gio dulu untuk melihat apa Gio tidur dengan nyenyak.

Ya kamar Gio sudah jadi dan sekarang dia tidur sendirian, kadang dengan salah satu pengasuhnya, entah itu Asna atau Mika.

Ayu membuka pintu berwarna putih dan mendorongnya ke dalam. Suasana kamar yang bercat biru bercampur putih membuat matanya segar. Lemari pakaian, keranjang mainan dan lainnya tertata dengan rapi. Tidak salah memang teman baik Refan yang mengurus semua ini, dia juga seorang design interior yang terkenal asal Australia.

Perlahan Ayu berjalan ke arah ranjang dimana Gio sedang tidur sendirian. Tidur anaknya ini sangat lasak. Lihatlah sekarang dia sedabg tidur dengan gaya batman seperti hendak terbang. Ayu hanya terkekeh sambil menarik selimut hingga dada Gio. Mengelus rambutnya lama, lalu mencium keningnya dengan penuh sayang.

"Sebentar lagi mimpi kamu dulu akan terwujud sayang. Mempunyai seorang ayah, mama, dan juga adik kecil" bisik Ayu pelan sambil mengelus pipi Gio.

Ayu mengelus perutnya sambil tersenyum teduh khas keibuan.
"Kalian berdua akan jadi jatuh hati mama dan juga ayah" gumam Ayu lalu bangkit berdiri.

Sekarang Ayu meninggalkan kamar Gio dan turun ke dapur. Dia terjaga tengah malam begini karena rasa lapar. Ayu harus makan sesuatu.
Ayu berdiri di samping kulkas sambil menggaruk alisnya, dia bingung ingin masak apa. Akhirnya wanita itu membuka kulkas dan melihat persediaan makanan memang masih banyak di dapur. Dan apa saja bisa di masak sebenarnya, tapi kenapa malas ya?

Tiba-tiba saat sedang menatap isi kulkas Ayu membayangkan sesuatu. Dia membayangkan kala Refan ikut membantunya memasak di dapur. Mereka saling bercanda bersama, dan kelihatan sibuk juga bersama-sama. Oh astaga... Pipi Ayu jadi merah membayangkannya. Tapi mustahil, Refan suami yang tipe sedikit cuek dan kadang manisnya hanya di saat kumat atau waktu tertentu saja. Ayu tidak mau berharap banyak.

Akhirnya Ayu memutuskan untuk memasak daging. Jika daging yang di makan maka pasti cepat kenyang. Ayu segera mengambil bawang dan cabai lalu mencincangnya halus sebagai bumbu dagingnya.

"Sedang apa, Ay?"

AKHH
Ayu yang tadinya sedang mencincang bumbu masakan tiba-tiba terkejut mendengar suara berat Refan di belakangnya. Dan tanpa sengaja pisau itu mengenai jarinya. Sekarang tangan Ayu merah dengan darah kental.

"Awh ini perih sekali" ringis Ayu mengibas tangannya pelan.

Refan kaget dan kelihatan panik. Dia langsung memegang tangan Ayu dan melihat lukanya.
"Ahh apa kau baik-baik saja Ay? Akan aku obati ya" Refan langsung mengambil kotak P3K di lemari kemari kecil dekat TV.

Refan meminta Ayu untuk duduk di kursi meja makan. Akhirnya dengan patuh Ayu duduk dan memperhatikan gerak Refan dengan seksama. Entah kenapa dia malah tersenyum sekarang, Refan kelihatan sekali dia khawatir dan panik. Apa Refan mengkhawatirkannya? Jika iya apa boleh Ayu bahagia?

Terakhir, Refan membalut luka Ayu dengan hansaplas setelah membersihkannya.
"Maaf ya Ay, ini salahku. Aku benar-benar merasa bersalah membuat jarimu terluka"

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang