Hari kedua setelah pernikahan. Refan masih bersantai di rumah tanpa mau repot ke kantor. Ketika Ayu bertanya maka jawabannya adalah, "aku kan bos besar di kantorku, terserahlah aku mau datangnya kapan!" begitulah kira-kira jawabannya. Padahal Ayu tahu, ini masih cuti libur pernikahan beberapa saat.Lihatlah bahkan ia tengah duduk santai dengan Gio di depan TV. Sepertinya tempat fovorit ayah dan anak itu adalah ruang keluarga. Dari dapur sesekali Ayu mendengar canda tawa keduanya.
Ayu berjalan ke ruang tamu dengan membawa nampan berisi jus jambu biji dengan bolu yang di bawa Alisa kemarin.
"Waa!! Mama bawa apa?"
"Ini jus dan bolu coklat" Ayu menuangkan jus ku dalam tiga buah gelas. Dan meletakkan piring berisi kue bolu itu di atas meja.
Saat sedang menikmati bolu dan jus itu. Refan langsung menatap Ayu seperti ingin membicarakan sesuatu yang penting. Ayu juga melihat Refan degan mengangkat kedua alisnya.
"Kenapa?""Aku ingin mengatakan kalau aku akan segera mencari asisten rumah tangga dan baby sitter untuk Gio. Nanti kemana-mana Gio pergi akan ada yang awasi. Asisten rumah tangga itu nanti akan membantumu mengurus rumah"
Ada kerutan di kening Ayu. Ia merasa tidak setuju untuk itu.
"Kenapa harus begitu? Aku bisa membereskan rumah dan menjaga anakku sendiri"
"Maksudku bukan begitu. Paling tidak asisten rumah tangga dan baby sitter ini akan berguna nantinya"
Mungkin perkataan Refan itu ada benarnya juga. Yasudah akhirnya Ayu mengiyakan ucapan pria itu. Rumah ini juga terlalu besar untuk di bersihkan sendiri.
"Ayah. Tapi nanti Gio tidak tidur dengan pengasuhnya Gio kan yah?" Gio langsung bersuara tatkala tadi ayah membahas tentang pengasuhnya.
"Kenapa Gio bicara begitu?" tanya Refan balik.
"Gio pokoknya hanya tidur dengan ayah dan mama biar-"
"Tidak ada dede bayi. Ayah tahu Gio mau bilang apa. Sudahalah sayang, kami hanya menyayangimu" potong Refan cepat sambil menciumi pipi kiri dan kanam Gio.
Gio senangnya bukan main mendengar perkataan Refan barusan. "Gio sayang ayah sama mama juga" Gio langsung memeluk Refan lalu beralih memeluk Ayu.
Ayu hanya tersenyum memperhatikan anaknya.
Ddrrtttt drrttt
Ada panggilan masuk di ponsel Refan. Dengan sigap ia mengangkat panggilan itu seraya melangkah menjauh agar tidak mengganggu ketenangan Gio dan Ayu yang sedang menonton TV.
"Ya baiklah. Saya kesana sekarang, tapi awas kalau lama!!"
Ayu menole ke arah Refan yang berjalan dengan malas ke arah sofa.
"Kenapa?""Aku ada urusan mendadak. Tidak akan lama, sore mungkin aku kembali" kata Refan sambil mengambil kunci mobilnya.
Dengan baik hati, Ayu mengantarkan Refan sampai ke pintu depan. Refan merasa di ikuti pun akhirnya berbalik.
"Kenapa mengikutiku?""Heng... Tidak ada. Aku hanya mau mengatakan nanti jangan lupa tutup gerbangnya lagi" sahut Ayu berbeda dengan isi hatinya. Padahal yang ingin ia katakan adalah, hati-hati di jalan Ref. Tapi ya sudahlah. Ayu tidak mau lagi memperlihatkan rasa cintanya itu pada orang yang tak akan pernah bisa mencintainya.
Refan hanya tersenyum miring melihat tingkah Ayu lalu langsung pergi.
×××××
Sore harinya. Ayu sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah. Bunga-bunga itu terlalu Indah untuk mati. Kasihan jika tanaman itu mati hanya karena sang pemilik rumah tidak mau meluangkan waktu menyiraminya dengan rutin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
RomanceAyu tak mau bayi dalam kandungannya di aborsi oleh Refan, pria yang menghamilinya sekaligus kekasihnya. Tapi dengan bersi keras Refan tetap menginginkan bayi itu di lenyapkan. Apa usaha Ayu untuk mempertaruhkan bayinya agat tetap terlahir ke dunia...