36. SORRY

93.1K 5K 88
                                    

Selamat membaca....
Maafkan lama update

Mobil mewah yang di naiki Ayu berhenti di sebuah rumah sakit besar. Rumah sakit dimana Gio pernah di rawat saat dia sedang sakit dan rumah sakit ini juga tempat Marisa bekerja sebagai dokter.
Supir langsung membukakan pintu dan Ayu langsung turun dari mobil.

"Kamu tunggu saya di sini ya" kata Ayu sambil mengambil parselan buah-buahan segar yang sempat di belinya di supermarket.

"Baik nyonya" sahut supir pribadi Refan itu dengan sopan.

Setelah itu Ayu langsung pergi memasuki rumah sakit, menaiki lift menuju lantai 3 dimana kamar Marisa berada. Baru saja keluar dari lift Marisa tak sengaja menabrak seorang wanita yang kira-kira umurnya 40 an lebih.

"Oh maafkan saya bu" kata Ayu merasa tak enakan karena tak sengaja menyenggol bahu wanita itu.

Wanita itu kelihatan terburu-buru. Hingga saat Ayu meminta maaf wanita itu hanya menatapnya lalu langsung masuk ke dalam lift bersama beberapa orang yang sedari tadi menunggu lift. Ayu hanya menatap lift yang tertutup dan langsung melangkahkan kakinya ke kamar rawat inap Marisa.

Tampak Kenan sedang duduk di kursi tunggu di depan kamar istrinya. Ia sedang meremas rambutnya dalam diam. Saat melihat Ayu berjalan mendekatinya. Kenan langsung mengubah ekspresi wajah dengan sedikit tersenyum untuk memudarkan rasa sedih di hatinya. Ayu mengambil posisi duduk di samping Kenan.

"Mas baik-baik saja?" tanya Ayu.

"Mas baik Yu" sahut Kenan sambil tersenyum lagi. Walau Ayu tahu kalau sedari tadi Kenan hanya kelihatan cemas saat dirinya sedang tak ada.

"Mbak Marisa bagimana? Apa sudah cerita pada mas?"

Kenan menatap Ayu sesaat lalu menggelengkan kepalanya.
"Padahal selama ini dia tidak pernah menutupi apapun dari mas" kata Kenan sedih lalu menatap Ayu lagi.
"Mas hanya khawatir pada kandungannya. Pasti nanti dia lebih sedih lagi jika tahu kandungannya kenapa-napa. Dia kan sedang hamil tua sekarang ini" jelas Kenan lagi. Kelihatan sekali dia sedang memikul banyak masalah.

"Kita doakan saja semoga semuanya akan segera membaik ya mas. Kalau begitu Ayu masuk dulu melihat mbak Marisa" Ayu bangkit dari kursinya dan berjalan ke pintu.

Perlahan tangannya mendorong knop pintu. Ayu melihat Marisa tidur membelakangi pintu. Dan Ayu langsung menutup kembali pintu kembali dan berjalan ke arah brankar, meletakkan parsel buah itu di atas nakas.

"Mbak, Ayu datang" kata Ayu lembut sambil tersenyum.

Tak ada sahutan. Marisa hanya diam menatap kosong ke luar jendela sana.
Ayu tak mau kalah, dia kembali memancing Marisa untuk bicara padanya.

''Mbak, maaf sebelumnya tapi... Apa yang sedang terjadi? Kenapa mbak jadi seperti ini. Apa mbak Marisa tidak sayang pada si kecil di dalam sana dan juga mas Kenan yang kelihatan begitu mencemaskan mbak di sini?" kata Ayu panjang lebar.

Lalu ia mendengar suara isakan. Tubuh Marisa terguncang pelan menahan isak tangisnya. Perlahan tubuh wanita itu melentang dan menatap Ayu. Ayu cukup terkejut melihat mata sembab Marisa dan bibir pucatnya. Ayu merasa kasihan sekali, dia langsung memeluk Marisa untuk menenangkan wanita itu.

"Jangan menangis mbak" Ayu mengelus lembut punggung ringkih itu sambil menahan air matanya. Wanita yang selama ini dia kenal tegar dan ceria kini malah bersedih dan patah semangat.
Ayu mengulur pelukan mereka dan menatap Marisa.
"Katakan padaku mbak. Apa yang sedang mbak pikirkan? Mbak bisa ceritakan padaku jika mbak tak mau mas Kenan tahu"

Marisa kembali menangis dan menggelengkan kepalanya. Ayu mengambil tangan Marisa dan meremaskan pelan. Menatap mata sembab itu dengan penuh keyakinan.
"Apa mbak tidak percaya padaku?"

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang