Dont forget to vote and comment guys. Dont get bored.
Stay faithful until end 😘😘Keesokan harinya. Bocah itu tampak duduk memeluk lututnya sendiri, ia melamun menatap ke depan dalam diam. Entah apa yang ia pikirkan, entahlah. Ia kelihatan bersedih, Ayu dapat merasakan itu.
Dari kemarin semenjak ia bangun pagi melihat Refan tidak ada. Bocah itu terus menunggu ayahnya pulang. Tapi mana? Sampai sekarang ayah juga belum datang menemuinya. Apakah ayah tidak merindukannya? Begitulah suara hati kecil Gio.
Sudah Ayu ajak bicara tapi Gio sama sekali tak mau bersuara. Sepertinya hari ini moodnya sedang buruk. Tadi di pabrik juga, Gio tak banyak bicara. Hanya duduk bermain dengan robotnya dan kemudian kelelahan dan tidur. Begitu pulang dari pabrik Gio langsung berlari ke belakang rumah dan di situlah dia duduk sekarang. Di dekat jemuran pakaian.
Tok... Tok... Tok...
Ayu yang sedari tadi berdiri menumpu tangan di bingkai jendela rumahnya langsung berlari ke pintu depan. Karena tadi ia mendengar ada orang yang mengetuk pintu di sana.
Begitu pintu terbuka. Ayu hanya diam lalu sedetik kemudian membuka pintu agak lebar. Membiarkan pria bertubuh tinggi besar itu masuk ke dalam rumah.
"Dimana jagoan kecilku?" tanya Refan. Ie melihat ke depan TV fan dimanapun juga tidak ada Gio di sana.
"Sepertinya dia sedang bersedih. Dia hari ini banyak diam" ucap Ayu lesu sambil berjalan ke arah belakang rumah. Dan Refan mengikuti langkahnya dari belakang.
"Di sana Gio" Ayu menunjuk dengan dagunya ke arah luar rumah melalui jendela.Refan menatap Gio lama.
Kenapa Gio bersedih? Batin Refan."Apa ada masalah?" tanya Refan khawatir dan Ayu menggeleng.
"Kurasa dia marah karena kau tinggal. Saat dia bangun kau sudah tidak ada kemarin. Dia terus menunggumu" ucap Ayu lirih.
"Dia hanya ingin terus bersamamu. Gio merasa dia masih di tipu, karena kau tidak menepati janjimu" timpal Ayu tersenyum datar.Refan menatap Ayu lama lalu menghela nafas. Tatapan Refan membuat jantung Ayu berdetak cepat.
"Apakah Gio ingin terus bersamaku?"
"Iya" sahut Ayu mantap.
"Aku bisa saja membawanya. Tapi bagaimana denganmu?"
"Apa maksudmu?" tanya Ayu tak mengerti. Apakah Refan ingin memisahkan Ayu dengan anaknya begitu?
"Menikahlah denganku"
Deg
Deg
Deg
"Ay, menikahlah denganku Ay" ulangnya lagi.
Tidak! Aku tidak salah dengar. Refan mengatakan itu, dia melamarku! Tapi. Bukankah Refan sudah menikah? Eh tapi? Itu hanya feelingku. Tapi...
"Ay? Menikahlah dengaku. Dengan begitu Gio akan selalu bersamaku dan kau di dalam rumah yang sama. Anak kita pasti akan bahagia" ucap Refan lantang.
Ayu tertawa seolah ucapan Refan lucu.
"Bagaimana dengan istri pertamamu?" tanya Ayu was-was.HAHAHAHAHAHAHA
Ayu mengernyitkan keningnya saat melihat Refan tertawa terbahak-bahak. Apakah ada yang lucu? Padahal Ayu serius saat ini.
"Apa? Aku? Menikah? Istri? Oh astaga kau ini bicara apa. Aku belum menikah dengan siapapun"
"Jadi-"
"Ay, menikahlah denganku. Demi kebahagiaan Gio" potong Refan cepat. Ia tak sabar menanti jawaban Ayu. Refan tau Ayu diam karena Ayu tak lagi bisa menerima Refan. Atau lebih parahnya menikah dengan Refan. Tapi semua ini demi Gio. Anak itu harus bahagia.
"Aku tau tak ada lagi Cinta di hatimu. Tapi, menikahlah denganku demi Gio. Dia juga anakmu kan? Maka ayolah" bujuk Refan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
RomanceAyu tak mau bayi dalam kandungannya di aborsi oleh Refan, pria yang menghamilinya sekaligus kekasihnya. Tapi dengan bersi keras Refan tetap menginginkan bayi itu di lenyapkan. Apa usaha Ayu untuk mempertaruhkan bayinya agat tetap terlahir ke dunia...