Author POV.
Sampai sekarang, Hedya masih memikirkan tentang pertaruhan Sean dan si Farel-Farel itu. Ingin marah, tapi ada saja yang membuat Hedya tidak bisa marah pada Sean.
Apalagi kalau mengingat mereka sudah pacaran sekarang. Banyak hal yang Sean lakukan yang membuat Hedya tersipu malu.
Seperti sekarang. Mereka tengah bermain di timezone di salah satu mall. "Sean. Tabok ye." Rasanya cowonya ini ingin sekali Hedya tabok. Daritadi saat Hedya ingin melempar basket kedalam ringnya, Sean selalu saja menyenggolnya hingga bola tersebut tidak bisa masuk kedalam ringnya.
"Galak banget sih, Hed," ujar Sean terkekeh. Gemas sekali melihat Hedya yang gregetan karena bolanya tidak masuk dalam ring. Ingin Sean pinjam senter pengecil milik Doraemon untuk membuat Hedya jadi kecil, lalu ia bisa menaruhnya di dalam kantung kaosnya. Jadi bisa dibawa kemana aja. Dan yang lebih penting lagi, Hedya jadi jauh-jauh sama yang namanya Yovan.
Hedya lelah. Ia baru saja selesai melempar bola terakhir dan sekarang ia butuh minum. Jadi Sean mengajaknya ke cafe. "Tadi aja, diajak pergi gak mau. Sekarang pas main aja, Seannya dikacangin. Gimana sih, Hed."
Hedya terkekeh dan mencubit kedua pipi Sean, gemas. "Hehehe. Makasih ya udah buat Hedya seneng hari ini." Sean mengangguk.
"Nah. Sambil kita nunggu, mending kita selfie dulu." Sean mengangguk dan beralih pindah tempat duduk ke samping Hedya dan mengeluarkan hapenya.
Beberapa foto sudah mereka ambil. Foto pertama, Sean mencubit pipi Hedya. Foto kedua, Hedya memeletkan lidahnya pada Sean yang tersenyum pada kamera. Foto ketiga, mereka berdua membuat tanda 'v' di samping mata dengan tangan mereka. Foto keempat, saat Hedya tersipu malu karena Sean yang mengecup pipinya tiba-tiba. Dan foto terakhir, saat Hedya yang memeluk Sean dari samping. Keduanya tampak bahagia. Senyum terukir diwajah mereka.
Dan yang terakhir, saat Sean sudah duduk, diam-diam ia mengambil foto Hedya dan mempostingnya ke Ins*agram. Tapi ternyata Hedya tau dan tersenyum.
Se.Drl: deketin dia, berhadapan sama gue. Tadi sempet gamau diajak pergi. eh, pas pergi malah gue ditinggal. Untung sayang♡♡ @_hed.ta
Hape Hedya berbunyi menandakan ada yang masuk. Tidak langsung Hedya buka. Malas. Dia lebih memilih makan daripada mengecek hapenya.
Sean juga sama. Pesanan mereka datang setelah Sean menaruh hapenya.
"Hed."
"Hm?"
"Cantik."
Blush!
Mau diapain lagi ini pipi biar gak gampang merah(?) Astaga. Lagi tenang-tenang, Sean tiba-tiba bilang gitu.
"Gak usah gombal. Banyak juga yang lu bilang cantik," kata Hedya jutek tanpa menatap Sean, guna menutupi malunya.
Sean terkekeh dan mengacak rambut Hedya. "Sean serius kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN
Fiksi RemajaSemua berawal dari taruhan yang Sean dan Farel buat terhadap Hedya Noretta, manajer ekskul basket Sean yang baru. Dan seperti kisah kebanyakan di luar sana, Sean dan Hedya jadi saling suka dan pacaran. Dan usaha Sean mendekati Hedya, dimulai dari wi...