VL [1]

71.8K 1.9K 70
                                    

Kevin Prayoga, pria tampan itu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Entah kenapa ia merasa setiap hari bebannya semakin bertambah berat dan jujur saja kalau bukan karena istri tercintanya, yaitu Mila Andriani, mungkin ia akan semakin terpuruk menjalani harinya.

Tapi semakin dipikirkan, ia juga semakin tidak tega pada Mila, istri tercintanya. Karena dirinya, Mila kini tidak bisa melakukan aktivitas seperti sebelumnya. Dan menginjak tahun ketiga pernikahan mereka, Mila justru harus menerima kenyataan pahit terkait keadaannya. Dan hal itu membuat Mila pada akhirnya tertahan di rumah.

Padahal sebelumnya Mila adalah wanita karir yang cukup sukses, tapi setelah kejadian dua bulan lalu, di saat kecelakaan itu membuat Kevin merasa sangat hancur dan merasa tidak berguna, Mila melepaskan pekerjaannya dan fokus merawat Kevin di rumah.

"Sayang"

Seperti pagi-pagi sebelumnya, panggilan itu selalu menyapa indra pendengaran Mila, dan Mila yang baru saja keluar dari kamar mandi detik itu juga menghampiri Kevin, suami tercintanya.

"Ya sayang, aku disini" Mila meraih lengan Kevin, membuat senyum Kevin terbit seketika.

"Maaf aku merepotkanmu, tapi aku ingin ke kamar mandi, tolong antar aku"

Mila menatap nanar Kevin. "Kamu ini bicara apa heum?" Kemudian mencubit gemas pipi Kevin. "Kamu sama sekali tidak merepotkanku sayang, jadi jangan bicara omong kosong dan berhentilah meminta maaf" Ucap Mila lalu menuntun Kevin menuju kamar mandi, dan tanpa rasa canggung sedikit pun Mila membantu Kevin melakukan aktivitas pribadinya di kamar mandi.

"Apa hari ini Richard datang?" Tanya Kevin.

Mila baru saja selesai menggantikan Kevin baju, dan perlahan Mila pun membantu Kevin duduk di single sofa kamar mereka.

"Tentu saja sayang, bukankah hari ini dia harus mengecek kondisimu" Mila mengecup dahi Kevin sebelum akhirnya ia beranjak pergi dan mengganti bajunya lalu kembali lagi untuk menemani Kevin.

"Apa yang kamu rasakan sekarang?" Mila duduk di pangkuan Kevin. Dan ia melihat senyum tipis tersungging dibibir suaminya.

Dibandingkan dengan keadaan Kevin sebulan yang lalu, Mila cukup lega melihat keadaan Kevin yang sekarang. Kevin tidak lagi murung, tidak lagi mogok makan, dan tidak lagi berteriak histeris karena merasa dunianya sudah berakhir di telan kegelapan.

"Entahlah, aku merasa setiap harinya aku semakin tidak berguna dan aku merasa aku bukan suami yang baik untukmu, bahkan mungkin aku juga sudah tidak pantas bersanding denganmu"

Mila menghela nafas berat, baru saja ia akan mengatakan sesuatu, seseorang justru mengetuk pintu kamar.

"Aku buka pintu dulu"

Kevin mengangguk dan Mila turun dari pangkuan Kevin, mengecup sekilas bibir Kevin kemudian beranjak untuk membukakan pintu, dan begitu Mila membuka pintu kamar, seseorang yang tadi mengetuk pintu langsung memeluk Mila dengan erat.

"Richard"

"Aku merindukanmu, honey"

Walaupun terkejut pada akhirnya Mila membalas pelukan Richard, mengabaikan Kevin yang kini sedang menatap kearah mereka tapi yang Kevin lihat hanya kegelapan, karena sejak kecelakaan dua bulan yang lalu, Kevin kehilangan penglihatannya.

"Siapa sayang?" Tanya Kevin.

Mila dan Richard masih berpelukan, bahkan kini Richard mencium bibir Mila.

"Sayang, siapa yang datang?" Kevin kembali bertanya karena tidak mendapat jawaban dari Mila. Dan akhirnya Mila pun mendorong pelan bahu Richard membuat tautan bibir mereka terlepas.

"Richard, sayang" Jawab Mila.

Richard tersenyum, senyum yang penuh arti tentunya, lalu mereka berdua pun menghampiri Kevin dengan saling merangkul mesra.

"Bagaimana keadaanmu, Vin?" Richard menepuk bahu Kevin yang langsung di balas dengan helaan nafas Kevin yang terdengar berat.

Oh bagaimana tidak? Pertanyaan seperti itu sejujurnya membuat Kevin kesal, karena sebenarnya hanya dengan sekali lihat Richard sudah pasti tahu keadaannya sekarang.

"Seperti yang kamu lihat" Jawab Kevin. "Apa kemungkinanku untuk sembuh sangat besar?" Tanyanya kemudian.

Richard tidak langsung menjawab karena kini pria itu sibuk memeluk Mila.

"Kenapa hanya diam?"

"Ekhm..." Richard berdehem kemudian menghela nafas berat. Sedangkan Mila sendiri dengan cepat meraih tangan Kevin dan menggenggamnya.

"Apa aku tidak akan bisa melihat lagi?"

"Sayang" Mila meremas tangan Kevin yang di genggamnya.

"Aku hanya bertanya" Ucap Kevin.

"Aku tahu, tapi aku tidak suka mendengarnya" Sungut Mila.

"Kamu pasti akan bisa melihat lagi, Vin. Kita hanya butuh donor mata yang cocok untukmu, jadi bersabarlah dan jangan putus asa" Ucap Richard akhirnya.

"Kamu dengarkan apa kata Richard?" Mila membingkai wajah Kevin. "Kamu akan bisa melihat lagi sayang, jadi please demi aku, jangan pernah menyerah dan jangan pernah merasa merepotkan aku, karena aku sama sekali tidak merasa direpotkan olehmu" Ucap Mila.

Kevin tersenyum lembut dan ia bersyukur karena ia mempunyai istri yang begitu sabar merawatnya. Tanpa ia tahu sebenarnya Mila sudah menghianati cinta dan kepercayaannya.

"Apapun untukmu sayang" Ucap Kevin yang langsung memeluk Mila. Dan saat itu juga dengan santainya Richard mencuri cium bibir Mila.

Verräter LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang