VL [4]

28.6K 1.2K 42
                                    

Kevin duduk dengan gelisah di ruang tengah rumahnya. Max baru saja pulang, tapi sampai detik ini Mila istri tercintanya belum juga pulang.

Astaga, ia bahkan tidak tahu ini jam berapa?

Apakah terjadi sesuatu pada istrinya?

Memikirkan itu membuat Kevin semakin cemas menunggu kepulangan Mila, apalagi Mila juga sama sekali tidak memberi kabar.

"Bi Sum..." Panggil Kevin.

Sum tergesa menghampiri Kevin. "Iya Den"

"Ini jam berapa?"

Sum terdiam, haruskah ia jujur? Tapi ia tidak tega pada Tuannya yang sekarang ini terlihat sangat cemas menunggu kepulangan istrinya.

"Bi Sum..."

"I-iya Den" Sum menghela nafas berat. "Ini sudah lewat tengah malam Den" Jawab Sum akhirnya.

Kevin membulatkan matanya dan langsung berdiri. "Akh!" Dan saat itu juga ia memekik karena rasa nyeri di kakinya seketika menyentaknya.

"Hati-hati Den" Ucap Sum khawatir dan kedua tangan wanita paruh baya itu bersiap membantu Kevin. Tapi dengan instingnya, karena ia tidak mau dipegangi oleh Sum, Kevin mengangkat sebelah tangannya ke udara dan Sum pun mengurungkan niatnya untuk memegangi Kevin.

"Aku baik-baik saja, Bi" Ucap Kevin. Helaan nafasnya terdengar berat. "Tapi aku takut Mila tidak baik-baik saja, itu kenapa dia belum pulang"

Sum menatap nanar Kevin. "Den Kevin salah, karena nyatanya Non Mila sekarang sedang bersenang-senang dengan pria lain" Ucapnya dalam hati.

"Astaga aku tidak bisa tenang, Bi. Sekarang aku harus mencari Mila" Tidak peduli dengan keadaannya Kevin mulai menyeret langkahnya kemana suara hatinya membawanya.

"Den Kevin" Namun Sum juga tidak bisa membiarkan Kevin pergi begitu saja. "Tunggulah sebentar lagi" Ucapnya membujuk Kevin.

Demi apapun, bagaimana cara Kevin mencari Mila sedangkan dirinya sendiri tidak bisa melihat? Sum sungguh tidak bisa membayangkannya. Apalagi jam segini supir pribadi Kevin juga sudah pulang.

"Tapi aku tidak bisa hanya diam disaat istriku belum pulang" Kevin mengusap frustasi wajahnya.

Sial! Ia semakin terlihat tidak berguna dan Kevin sangat benci karena kini ia merasa tidak berdaya.

"Sayang"

Detik itu juga suara Mila seketika menarik Kevin dari rasa frustasinya.

"Kenapa belum tidur?" Mila menghampiri Kevin, dan Kevin yang merasakan Mila kini ada di depannya dengan cepat meraih tubuh Mila memeluk dan mendekapnya dengan erat.

"Kamu membuatku takut sayang" Kevin menghujani puncak kepala Mila dengan ciuman. "Kamu baik-baik saja kan? Kenapa baru pulang?"

Mila terdiam. Sedangkan Sum yang mengerti karena ini sudah masuk ke ranah pribadi, langsung beranjak pergi meninggalkan Kevin dan Mila.

"Sayang kenapa diam?" Kevin melonggarkan pelukannya. "Hei... Kamu baik-baik saja kan?" Kedua tangannya menangkup pipi Mila. "Jawab aku sayang" Kemudian menyatukan dahinya dengan dahi Mila.

Mila memegangi tangan Kevin yang menangkup kedua pipinya dan tanpa terasa air matanya menetes membasahi tangan Kevin.

"Sayang kamu menangis? Ya Tuhan... Apa terjadi sesuatu? Katakan sayang" Kevin semakin panik dan bukannya menjawab Mila malah membenamkan wajahnya di dada bidang Kevin.

"Sayang!"

"Aku baik-baik saja, aku hanya merindukanmu" Jawab Mila setelah cukup lama terdiam dan menikmati kehangatan dada bidang Kevin. "Maaf sudah membuatmu khawatir"

Verräter LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang