VL [16]

15.9K 1.1K 38
                                    

Kevin terbangun keesokan paginya dengan perasaan yang... Entahlah rasanya tidak bisa dijelaskan. Tapi yang jelas saat ini pria tampan itu menatap dalam Mila yang kini berada dipelukannya.

Nampaknya semalam ia benar-benar kelelahan hingga ketiduran. Dan mungkin karena itu juga ia tidak sadar kalau semalaman ia tidur sambil memeluk Mila.

"Kamu selalu cantik dan selalu bersinar, Mila" Bisik Kevin dalam hati. Bibirnya mendekat kewajah Mila lalu mendarat didahi Mila, dan Kevin pun mengecup dalam dahi Mila. Menyalurkan segala rasa yang ia rasakan pada istrinya. Istri yang sangat dicintainya.

Walaupun masih sangat marah dan kecewa pada Mila, tapi tidak bisa dibohongi kalau ia sangat merindukan istrinya.

Setelah cukup lama memberikan kecupan sayang didahi Mila, perlahan Kevin melepaskan pelukannya. Tangan kanan yang ia jadikan bantal untuk Mila, ia tarik lalu menggantinya dengan bantal.

Kevin tersenyum pahit. Memandang sendu wajah Mila sebelum akhirnya beringsut turun dari tempat tidur.

"Jangan menangis, percayalah aku melakukan ini hanya untuk meyakinkan hatiku kalau kamu tidak lagi tersesat dan kamu sudah kembali pulang padaku" Batin Kevin.

Pria tampan itu sudah tahu sejauh mana hubungan Mila dan Richard. Dan sejujurnya hatinya kembali tersayat saat mengetahuinya. Tapi sekarang ia hanya harus memastikan kalau Mila sudah benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Richard, melupakan pria itu dan mengubur dalam-dalam pria itu agar tidak lagi mengusik rumah tangga mereka.

Menghela nafas berat, Kevin melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. Dan detik itu juga kelopak mata Mila terbuka seiring dengan air matanya yang mengalir deras.

Wanita cantik itu sebenarnya sudah bangun lebih dulu dari Kevin. Dan seakan tidak lelah, Mila kembali menangis setelah semalam menangis karena menyesal.

Menyesal sudah mengkhianati cinta sekaligus kepercayaan Kevin. Menyesal karena sudah mengkhianati janji suci mereka di hadapan Tuhan. Menyesal karena sudah menyakiti Kevin dan menyesal karena ternyata ia gagal menjadi istri yang baik untuk Kevin.

Kalau saja semalam Kevin tidak ketiduran, mungkin semalam ia hanya akan mendapatkan punggung Kevin. Bukan pelukan Kevin, karena semalam Mila sendirilah yang masuk ke dalam pelukan hangat Kevin.

"Maafkan aku sayang" Bisik Mila lirih. Ia membekap mulutnya agar isakan yang keluar dari mulutnya tidak terdengar oleh Kevin.

Dengan rasa sesak yang tanpa lelah menghantam rongga dadanya bertubi-tubi. Mila menghapus air matanya, menghela nafas berat dan beringsut turun dari tempat tidur, kemudian masuk ke dalam walk in closet dan menyiapkan pakaian untuk Kevin.

Walaupun denyutan nyeri juga tak mengenal lelah meremas hatinya. Tapi Mila berusaha untuk meredam rasa yang bergejolak dalam hatinya, yang sebagian didominasi oleh rasa sakit. Karena ia harus memperbaiki semuanya dan kali ini ia tidak boleh gagal lagi menjadi istri yang baik untuk Kevin.

Wanita cantik itu tersenyum dan menunggu Kevin keluar dari kamar mandi.

Hingga akhirnya 10 Menit kemudian, yang ditunggu Mila pun keluar dari kamar mandi. Dan detik itu juga Mila tidak bisa untuk tidak mengagumi tubuh Kevin.

Suaminya yang sialan tampan itu terlihat sangat... Sexy dan... Ugh... Panas! Dan rasanya Mila ingin menarik handuk yang melingkar dipinggang Kevin. Apalagi bulir-bulir air yang menetes dari rambut Kevin yang basah lalu bulir air itu turun ke lehernya yang putih, semakin membuat Kevin terlihat... Astaga... Jauhkan pikiran mesummu, Mila. Okay fokus... Fokus Mila. Fokus memandangi keindahan tubuh suamimu yang sialan sexy, panas... Dan luar biasa sialan seakan mengundangmu untuk dipuaskan.

Verräter LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang