Walaupun sempat terkejut namun pada akhirnya Kevin tersenyum, dan senyumnya, ah sial sangat memikat, membuat darah Mila berdesir hebat.
Mila mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan penglihatannya tidak salah.
Detik berikutnya yang Mila tahu kini bibirnya sudah dikuasai oleh Kevin.
Ya Tuhan, sudah berapa lama ia tidak merasakan ciuman suaminya?
Lumatannya begitu lembut, membuat Mila melayang karena kelembutannya. Namun dibalik kelembutan itu Mila juga merasakan berbagai macam emosi yang coba disampaikan Kevin dalam setiap lumatannya.
Tanpa terasa bulir bening menetes dari pelupuk mata Mila sebelum akhirnya Kevin melepaskan tautan bibir mereka.
Kevin tersenyum lembut, membelai pipi Mila, menyatukan dahinya dengan dahi Mila lalu mengecup sekilas bibir Mila. "Mila sayangku" Bisik Kevin berkali-kali tepat di depan bibir Mila dan kedua tangannya melingkar erat di pinggang Mila.
Mila lagi-lagi mengerjapkan matanya. Dan Mila merasa ia sudah benar-benar gila. Kerinduannya pada suaminya tidak tertolong lagi.
"Sayang apa kamu nyata?" Kedua tangan Mila menangkup wajah Kevin. "Kamu nyata. Ya Tuhan kamu nyata" Air mata Mila semakin luruh dengan deras.
Senyum lembut Kevin berubah menjadi senyum haru yang menggemaskan dan pria tampan itu mengecup kedua telapak tangan Mila. "Tutup matamu sayang"
Seperti terhipnotis. Mila menurut tanpa protes padahal dalam hatinya berbagai macam emosi kini sedang menyerangnya. Dan berbagai macam pertanyaan menari-nari dibenaknya.
Perlahan wanita cantik itu menutup kelopak matanya.
Tujuh detik, dan saat matanya terbuka Mila tidak lagi melihat Kevin berada di depannya. Ia juga tidak lagi merasakan tangan Kevin yang melingkar erat di pinggangnya. Namun walau begitu Mila masih mendengar bisikan Kevin dengan sangat jelas sebelum akhirnya kekosongan menyapanya.
******
Menyandarkan punggungnya di pintu, Kevin mengusap frustasi wajahnya dan menghela nafas berat. Kevin merindukan Milanya, teramat sangat. Tapi tadi ia tidak bisa lebih lama lagi memeluk Milanya, merasakan bibir lembut istrinya yang sudah menjadi candu untuknya.
"Dad"
Menolehkan kepalanya, Kevin menatap wanita hamil yang memanggilnya.
"Hm..." Sahutnya kemudian.
"Apa Daddy baru saja bertemu dengan istri Daddy?"
Pertanyaan itu seketika membuat Kevin berjalan menghampiri Liana, wanita hamil yang dimatanya sangat menggemaskan. Apalagi matanya kini menyipit tajam padanya.
"Ya"
"Lalu kenapa Daddy tidak membawanya kesini?"
"Belum saatnya" Kevin memaksakan senyumnya.
"Tapi akan lebih baik kalau istri Daddy tahu apa yang terjadi pada Daddy selama ini, dan akan lebih baik lagi kalau istri Daddy juga tahu tentang hubungan kita yang sebenarnya" Ucap Liana sambil mengusap lembut perut buncitnya.
"Aku tahu, tapi tidak sekarang" Kevin ikut mengusap perut buncit Liana. "Bersabarlah sebentar lagi"
******
Mila tidak kembali ke unit apartemen Prilly. Perasaannya sungguh sangat kacau dan ia yakin ia tidak bisa menyembunyikan kekacauan hatinya di depan Prilly dan yang lainnya.
Mila memilih untuk pulang setelah sebelumnya ia mengirim pesan pada Prilly.
"Aku benar-benar sudah gila"
KAMU SEDANG MEMBACA
Verräter Liebe
RomanceKetika istri tercinta menjadi pengkhianat cinta dalam rumah tangga...