VL [14]

17.2K 1.1K 47
                                    

"Aku tahu aku salah, tapi aku bersumpah aku masih sangat mencintaimu dan aku tidak akan pernah lelah meminta maaf padamu, aku juga tidak akan lelah untuk membuatmu kembali percaya padaku dan kamu harus tahu aku tidak melakukan sesuatu yang melewati batas selain ber-berciuman" Mila menundukkan wajahnya. "Dan bercumbu" Lanjut Mila dalam hati. Seketika tubuhnya menegang kaku karena takut Kevin akan meninggalkannya. "Maafkan aku"

Kevin menghela nafas panjang, pria tampan itu lebih memilih melangkahkan kakinya menjauh dari Mila dibandingkan menoleh pada Mila.

"Saat aku bertanya dan menuntut penjelasan kamu hanya diam Mila. Tapi sekarang saat aku tidak bertanya kamu malah mencoba menjelaskan" Ucap Kevin sebelum akhirnya punggungnya menghilang dari pandangan Mila.

Detik itu juga tubuh Mila meluruh ke lantai. Dan sepertinya Mila akan melewati sisa malam ini dengan menangis.

"Maafkan aku" Bisik Mila lirih sambil mengusap kasar wajahnya. Ia mengerti kenapa Kevin lebih memilih beranjak pergi dibandingkan menatapnya. Dan ia juga tidak mungkin melupakan tatapan Kevin pada saat Kevin melihatnya berciuman dengan Richard.

Kevinnya terluka, marah dan kecewa padanya. Demi apapun Mila tidak pernah melihat Kevin begitu murka, dan demi apapun Mila juga tidak siap menghadapi sikap Kevin setelah ini. Ia tahu Kevin mempunyai kebijaksanaan yang luar biasa, Kevin sangat pintar mengontrol emosinya, Kevin juga tidak pernah mengambil keputusan disaat marah, dan Kevin tidak pernah sepenuhnya menghakimi seseorang sebelum semuanya jelas.

Tapi Mila juga sangat tahu Kevin tidak akan semudah itu melupakan kesalahannya, walaupun Kevin memaafkannya, tapi akan sulit untuk membuat Kevin kembali percaya padanya.

"Maafkan aku sayang" Kembali kata maaf terucap, namun sayangnya itu terdengar sia-sia karena Kevin tidak mendengarnya.

Perlahan Mila berdiri lalu duduk di tepi tempat tidur. Tangannya terulur mengambil ponsel yang berada di samping nampan di atas nakas dan dengan cepat Mila pun menonaktifkan ponselnya.

"Ini jauh lebih baik. Sekarang aku tahu aku lebih takut kehilangan Kevin dibandingkan Richard" Gumam Mila. Ya, ketakutannya ditinggalkan Kevin lebih kuat mengakar dalam hatinya dan Mila tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa Kevin. Hampir dua bulan Kevin menghilang saja ia merasa sesak nafas dan tidak bisa fokus melakukan apapun kecuali mencari Kevin.

Walaupun ada Richard, tapi tetap saja rasanya Mila kehilangan jiwanya.

******

"Aaarrrggghhh Sial! Sekarang Mila malah menonaktifkan ponselnya" Richard menggeram marah.

Inilah yang ia takutkan. Mila akan tersadar, dan buaian cintanya tidak akan berarti lagi untuk Mila.

Richard tentu tidak lupa, dirinya hadir diantara Kevin dan Mila, disaat Kevin merasa terpuruk dengan keadaannya sendiri dan karena itu juga emosi Kevin tidak stabil dan sangat mudah marah, tapi itu wajar untuk seseorang yang merasa shock setelah mengetahui dirinya kehilangan penglihatan dan akhirnya penyangkalan pun terjadi sehingga emosinya bermain. Tapi itu tidak bertahan lama, hanya saja disaat Kevin merasa terpuruk dengan keadaannya, Richard pun tidak keberatan menjadi sandaran untuk Mila, terlebih ia mempunyai perasaan pada Mila, hingga akhirnya hubungan mereka mengalir begitu saja, lebih tepatnya setelah ia menyatakan perasaannya pada Mila.

Namun satu hal yang Richard sadari. Mila tidak pernah bisa benar-benar mengabaikan Kevin. Karena saat bersamanya pun Mila masih saja memikirkan Kevin. Dan sebenarnya itu membuat Richard sangat marah.

"Aku tidak mau melepaskanmu, Mila. Tidak. Jadi jangan harap aku akan melepaskanmu begitu saja"

******

Verräter LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang