VL [25]

12.8K 987 66
                                    

Berkali-kali Kevin menggeram marah dan mengumpat kesal. Bagaimana mungkin disaat seperti ini Prilly pun tidak bisa dihubungi?

"Apa mungkin Prilly dan Mila merencanakan sesuatu?" Batin Kevin bertanya gelisah.

Ingin menghubungi Max dan Juan, tapi ia tidak hafal nomor ponsel mereka dan konyolnya lagi ia juga tidak hafal nomor telepon rumahnya. Lebih tepatnya Kevin hanya ingat beberapa angka di depannya saja.

"Sial! Seharusnya aku tidak mengabaikan deretan angka-angka itu" Meremas kasar rambutnya, dengan lemas Kevin menundukkan wajahnya.

Sekarang ia hanya harus bersabar, karena sebelum sampai hotel ia tidak bisa melakukan apapun, apalagi menghubungi orang-orang yang sangat ingin dihubunginya.

******

"Huwaaaaaa Mamaaaaaaa" Mila memekik ketakutan. Yang mengejarnya semakin dekat tapi anehnya bukannya menolong, orang-orang yang melihat malah menertawakannya.

Astaga apa ia terlihat seperti badut yang sedang memberikan hiburan gratis? Kenapa mereka tidak melihat ketakutan di wajahnya?

"BERHENTI TANTE!"

"Eh?" Seketika Mila mengerjapkan matanya dan refleks Mila pun berhenti berlari.

"Kenapa Tante berlari seperti orang gila?"

Mila memutar tubuhnya. Dipanggil Tante membuat rasa takutnya menguap begitu saja.

"Apa kamu bilang?" Tatapan Mila menajam terutama pada pria yang dengan kurang ajarnya memanggilnya Tante.

"Hah... Tante membuat kami sesak nafas karena berlari. Padahal kami hanya ingin mengembalikan ini" Ucap pria yang memanggil Mila Tante, sementara dua pria lainnya hanya diam sambil mengatur nafasnya yang tersengal.

"Ap-apa?" Okay Mila melongo seperti idiot sekarang. Tapi meski begitu tatapannya menelisik tiga orang berpakaian preman yang memiliki senyum mengerikan dimata Mila dengan sangat teliti dan sedikit tidak sopan sebenarnya. Tapi ah masa bodoh! "K-kamu bilang apa tadi?" Tanya Mila. Dahinya mengernyit bingung dan jujur saja Mila masih tidak paham.

"Ini..." Pria yang memanggil Tante pada Mila itu mengangkat tas yang di pegangnya. "Punya Tante bukan? Tadi saya lihat di dalam dompet Tante ada foto Tante dan adik Tante" Ucapnya lalu menyerahkan tas yang dipegangnya pada Mila. "Lihat saja foto di dalam dompet itu sama dengan wajah Tante"

Mila melotot horor. Astaga kurang ajar sekali pria ini! Dan apa katanya tadi? Fotonya dengan adiknya? Ck! Jelas-jelas itu fotonya dengan Kevin suami tercintanya, masa dibilang fotonya dengan adiknya.

"Gila! Dasar pria gila!" Mila memaki dalam hati. Bibirnya mengerucut sebal. Dengan kesal ia mengecek isi dompet dan isi tasnya. Dan ternyata semuanya masih lengkap. Tidak ada yang hilang satu pun. Tapi bagaimana bisa mereka...

"Kami mengambilnya dari supir taxi yang menurunkan Tante, tapi maaf kami tidak bisa menyelamatkan koper Tante, karena supir taxi itu.... Wuuuusssss kabur Tante, kurang ajar bukan?"

Antara kesal dan merasa lucu, Mila menahan tawanya menatap pria yang tidak henti-hentinya memanggilnya Tante.

"Kamu orang Indonesia?" Tanya Mila akhirnya.

Pria yang memanggil Tante pada Mila, tersenyum dengan sangat manis membuat Mila memutar bola matanya malas.

"Lah sejak tadi saya juga kan bicara dengan bahasa Indonesia Tante, bukan dengan bahasa planet apalagi bahasa Jepang. Jadi sudah jelas bukan. Dan lihat..." Tunjuknya pada wajahnya sendiri. "Wajah saya original jawa, jadi sudah jelas bukan? Nah kalau me..."

Verräter LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang