Max menghela nafas panjang. Ia kini sudah berada di bandara. Tapi rasanya Max sangat berat kalau harus meninggalkan Jakarta walaupun hanya untuk beberapa hari.
"Rasanya sangat berat, Prill. Bagaimana mungkin aku pergi disaat aku belum menemukan Kevin?" Max menatap dalam Prilly.
Dan Prilly, gadis itu mengusap lengan Max. Ia memang sengaja mengantarkan Max, karena Max terlihat sangat tidak bersemangat melakukan perjalanan bisnisnya.
"Aku tahu, tapi hanya beberapa hari Max, dan kamu jangan khawatir, selagi kamu pergi aku akan terus mencari Kevin"
"Tapi aku ragu kamu tidak akan berpihak pada Mila" Ucap Max. "Walau bagaimanapun Mila sepupumu, Prill!"
Prilly terdiam dan menundukkan wajahnya. Setelah Max tahu apa yang dilakukan Mila di belakang Kevin, Max sempat marah besar dan Max pun sempat menyalahkannya. Bahkan Max juga terkesan memusuhinya. Max pikir Prilly sengaja menutupi kelakuan Mila dan itu membuat Max sangat kecewa pada Prilly.
Melihat Prilly menundukkan wajahnya Max pun meraih kedua tangan Prilly. "Maaf tidak seharusnya aku menyinggungmu" Ucap Max.
"Tidak apa-apa, lagipula kamu benar, dan karena itu juga aku tidak tahu harus berbuat apa. Tapi yang jelas saat Mila salah aku tidak mungkin mendukungnya"
"Aku tahu"
Prilly mengulum senyumnya. "Terima kasih, Max"
"Sudahlah"
"Tapi aku sungguh-sungguh, percayalah padaku, selagi kamu berada di Singapore aku akan membantumu mencari Kevin"
Belum sempat Max menyahuti ucapan Prilly, ponselnya justru berdering.
"Ada apa?" Tanya Max begitu mengangkat teleponnya. "APA? Bagaimana bisa Mila menemukan Kevin lebih dulu? Sekarang dia dimana? Apa kamu yakin itu Kevin? Oh shit! Tunggu aku disana"
Panggilan telepon terputus dan Max langsung berlari sambil menarik Prilly.
"Astaga apa yang terjadi? Kenapa kamu menarikku?" Prilly kesal bukan main, dikira ia barang apa? Main tarik-tarik saja! "MAX KATAKAN PADAKU ADA APA? APAKAH YANG AKU DENGAR TADI ITU BENAR?" Teriak Prilly.
"Sudahlah diam saja" Max semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Prilly dan membawa Prilly ke luar dari Bandara.
"Tapi..."
"Mila sudah menemukan Kevin"
Prilly mengerjapkan matanya. "Jadi yang tadi aku dengar benar?"
"Diamlah, Prill. Jangan banyak tanya dan ikuti saja aku"
"T-tapi perjalanan bisnismu?"
"Persetan! Aku lebih memilih dimarahi Kevin karena melepaskan satu proyek besarnya dibandingkan harus melihat Kevin dibawa oleh Mila dan dibodohi oleh Mila hanya karena Kevin tidak bisa melihat!"
Prilly terdiam dan gadis itu menurut saja saat Max menyuruhnya masuk ke dalam mobil.
******
"Itu, Non" Juan menunjuk seorang pria yang membuat Mila menegang kaku di tempatnya.
Hatinya mencelos dan matanya semakin memanas menahan desakan air mata yang siap luruh kapanpun.
"Non Mila" Juan menatap prihatin Mila.
"Apa itu Kevin?" Tatapan Mila tidak fokus dan Juan tahu itu.
"Entahlah, Non. Saya juga tidak yakin, tapi pria itu seperti Den Kevin"
Mila menghela nafas panjang. Demi apapun rasanya ia ingin menangis sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verräter Liebe
Storie d'amoreKetika istri tercinta menjadi pengkhianat cinta dalam rumah tangga...