Tubuh Mila menegang seketika.
Pendonor mata Kevin adalah mendiang kekasih Dokter Katherine.
Entah kenapa ucapan terakhir Prilly justru terus terngiang ditelinga Mila dan membuat hatinya luar biasa tidak tenang.
Astaga, itu tidak akan berpengaruh apapun pada Kevin bukan? Matanya tidak memandang penuh cinta pada Katherine? Dan Kevin tidak akan merasakan perasaan lain pada Katherine selain sahabat, walaupun dulu Katherine adalah khayalan terindahnya?
Ah sial! Ini benar-benar membuat Mila semakin ketakutan. Terlebih hubungannya dengan Kevin juga belum membaik.
"Prill, kamu tidak sedang membohongiku kan?" Tanya Mila tanpa menatap Prilly. Ia fokus menatap suaminya yang sialan tampan tapi juga menyebalkan!
"Untuk apa aku membohongimu? Aku sudah menceritakan semuanya padamu tentang apa yang terjadi pada saat Kevin pergi dari rumah. Dan tadi aku juga sudah mengatakan sebuah kejujuran padamu, dan lagi, aku tidak mungkin salah mengenali wanita itu"
Detik itu juga Mila menghela nafas berat dan pada akhirnya Mila pun menatap Prilly.
Prilly memang sudah mengatakan semuanya, tapi soal yang baru saja didengarnya, rasanya Mila tidak ingin mempercayainya.
"Lalu sekarang aku harus bagaimana, Prill?"
Prilly mengernyitkan dahinya. "Bagaimana apanya?"
Oh ya ampun, pertanyaan Prilly yang terdengar sangat bodoh ditelinga Mila, benar-benar sukses membuat Mila kesal setengah mati.
"Kamu bertanya padaku?"
"Ya lalu?"
"Ya Tuhan" Erang Mila frustasi sambil mengusap kasar wajahnya. Bolehkah sekarang ia meremas wajah Prilly? "Kamu ini pura-pura tidak mengerti atau memang bodoh?"
"APA?" Prilly mendelik tajam pada Mila. "Apa maksudmu, Mila?" Tanyanya kesal.
"Sudahlah lupakan!"
"Hei, tidak bisa begitu, seenaknya saja kamu mengataiku bodoh!" Ucap Prilly tidak terima.
"Astaga aku tidak mengataimu bodoh, Prilly!"
"Lalu tadi apa?"
"Oh ya ampun kenapa sekarang kita malah berdebat?!"
Prilly memutar bola matanya malas. "Kamu yang mulai, Mila!"
"Baiklah maafkan aku. Sekarang tolong aku, aku harus bagaimana? Yah kan..." Seketika Mila mengerucutkan bibirnya sebal. "Kevinnya menghilang" Adunya lirih pada Prilly.
"Memangnya Kevin hantu bisa menghilang?"
"Prill, aku serius"
"Aku juga serius Mila!"
"Terserah!"
"Astaga begitu saja marah!"
"Aku tidak marah, Prilly! Hanya kesal!"
"Itu sama saja Mila sayang"
"Sudahlah aku tidak mau berdebat denganmu" Mila memalingkan wajahnya dari Prilly. "Ada yang lebih penting dari itu, yaitu mencari Kevin" Ucap Mila.
"Ck! Jangan bilang selain cemburu sekarang kamu juga merasa takut karena Katherine mungkin saja sedang berusaha menarik perhatian Kevin agar Kevin kembali tertarik padanya. Benar begitu Mila?" Prilly meraih kedua lengan Mila dan membuat Mila menatapnya.
"Apa aku harus menjawab pertanyaan menyebalkanmu itu?"
"Tidak, aku sudah tahu jawabannya"
"Tunggu, jangan-jangan apa yang kamu katakan tentang Dokter itu hanya untuk memanasiku?" Mila menyipit tajam menatap Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verräter Liebe
RomanceKetika istri tercinta menjadi pengkhianat cinta dalam rumah tangga...