"Hei. Kau ingin daging sapi atau kerbau?"
Tiara tersadar dari lamunannya. Pria itu, yang tadi ditemuinya di kelab, mengajaknya makan malam disatu restoran italia tak jauh dari kelab malam yang dimasuki oleh Tiara tadi. Sekarang mereka berdua akan memesan menu makan malam saat Tiara dikejutkan oleh lelaki didepannya.
Trevin mengerutkan alisnya kesal saat Tiara tak menjawab pertanyaannya. Dia langsung memukul kecil garpu di piring Tiara.
"Apa kau mendengarku?" Trevin tersenyum kecil dan menyodorkan menu ditangannya.
Tiara berdeham gugup. "Ehm.. aku mau susu kocok stoberi saja" katanya.
Pelayan disamping mereka langsung mengangguk dan pergi meninggalkan kedua pasang kakak-beradik yang tampak serasi itu. Tiara melirik Trevin lalu saat mata mereka bertemu, Tiara mengalihkan pandangannya.
Alis Trevin terangkat naik melihat tingkah aneh adiknya itu, "Ada apa denganmu?" Trevin melihat Tiara terkejut lagi, "Apa kau mau cerita."
Tiara menggigit bibirnya kesal lalu merengek kecil, "Kenapa kau tak bilang kalau kau kemari."
"Yaah. Pesawatku delay selama 2 hari karna salju. Dan ternyata kita bertemu di kelab. Lucu kan?" Tanya Trevin sambil tertawa kecil, membuat Tiara menyipitkan matanya. Pemuda ini.. tak mungkin bisa sampai disini secara kebetulan.
"Bohong."
Tiara menatap pelayan mereka datang membawa steak pesanan Trevin dan susu kocok rasa stroberi miliknya semangat. Trevin tampak lebih pendiam saat memotong steak nya. Kedua kakak beradik itu tak membicarakan apapun dalam keheningan sampai Trevin membuka mulutnya bertanya,
"Jadi... ada perkembangan dengan Javier?"
"Dia menciumku tadi malam," Trevin tersedak dan langsung merebut susu kocok Tiara dan meneguknya cepat. Netra birunya menatap tajam kearah adik kandungnya itu.
"Apa kau gila?" Hardik Trevin.
Gadis berambut coklat sebahu itu menganggukkan kepalanya pelan sambil menatap sedih susu kocoknya yang sudah habis setengah akubat Trevin. "Kami saling berciuman, saling menjilat, dan saling..."
"Cukup" potong Trevin sambil menodongkan garpu nya.
"...untungnya dia belum menyentuhku" kata Tiara sambil berpura-pura bergidik ngeri.
Alis Trevin terangkat sebelah dan mendenguskan napasnya keras, "Belum bukan berarti tak akan."
Tiara terkekeh, "Mungkin. Aku tak keberatan jika melakukannya"
"Asal kau tidak membawa perasaan sentimentil kesini, aku juga tak keberatan kau ditiduri olehnya." Kata Trevin pelan sambil menyeringai menatap Tiara.
Senyum Tiara terkembang penuh kekejian, tetapi matanya menatap kosong kearah meja mereka. Dia merasa tak yakin pasa perasaannya pada Javier. Sekali waktu dia sangat bergairah pada pemuda itu sampai rela melakukan apa saja. Tapi sekali waktu lagi, Javier tampak menjijikkan karna nama belakangnya.
Sungguh, kenapa Tuhan dan Trevin harus memilih lawan yang seperti Javier? Yang penuh dengan pesona dan segala kelicikan otaknya. Sampai pada akhirnya, Tiara harus tetap berjuang untuk memenangkan permainan ini.
Winn tidak akan menyerah lagi untuk Noarch. Tidak akan.
♤♡♢♧
Orion menyeret kopernya menuju gerbang lima untuk keberangkatan luar negri. Pikirannya selalu tertuju pada Tiara. Bagaimana pun juga Tiara adalah satu-satunya boomerang yang akan digunakannya untuk menghancurkan hati Trevin. Sama seperti yang dilakukan oleh Trevin kepadanya dulu sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAME ✔
RomanceTiara Winn mencoba untuk membuat seorang Javier Noarch bertekuk lutut demi perusahaannya. Tapi dia tak tahu jika Javier bukan hanya pebisnis sukses tapi sebuah dewa feromon berjalan. Seorang Noarch bertekuk lutut? Yang benar saja! Mereka berdua mamp...