The Game (13) : Keju ala Javier

20.6K 614 28
                                        

Seorang gadis berambut coklat dengan ombre ungu melangkah pelan disebuah gazebo besar ditengah danau buatan yang berada dirumahnya. Kakaknya, Gilbert, tampak menyesap pelan cairan berwarna kuning pekat dari gelas kecil ditangannya sambil menatap kosong danau buatan didepannya.

"Kak.." panggil Jetamine lirih, membuat Gilbert menolehkan kepalanya kebelakang dan tersenyum kecil. Tangannya menepuk sofa disebelahnya pelan. Mengisyaratkan Jetamine agar menduduki bangku tersebut.

Jetamine menurut dan duduk disamping Gilbert yang langsung menuangkan cairan kuning pekat yang sama seperti miliknya kedalam gelas baru.

"Aku sedang tidak ingin minum." Ucap Jetamine tegas sambil menatap kearah Gilbert, "jangan bertele-tele.. ada apa memanggilku?"

Gilbert menatap Jetamine sekilas lalu meminum lagi wiskinya tanpa suara. Matanya masih menerawang kearah danau lalu tiba-tiba pemuda itu tersenyum kecil, "Apa kau sudah melakukan apa yang kuminta?"

Jetamine menganggukkan kepalanya lalu mengeluarkan telepon pintarnya, mengutak atik layar telepon itu sekilas lalu menyodorkannya pada Gilbert yang langsung ditangkap oleh pemuda yang sedang memakai kacamata itu.

"Seperti yang aku bilang. Gadis itu bernama Tiara Winn, putri bungsu dari pasangan Tristan dan Trivia Winn. Javier bilang bahwa sekretarisnya itu bermarga Winston dan seperempat saham Noarch ada dibawah naungan perusahaan Winn" jelas Jetamine panjang lebar.

"Jadi begitu.." gumam Gilbert sambil tetap memandang layar telepon Jetamine.

Menaikkan alis tak mengerti, Jetamine mengguncangkan bahu Gilvert pelan dan menatap kakaknya dengan pandangan khawatir, "Bagaimana sekarang? Apa kita akan membiarkan penyusup ini ada disekitar Javier?"

Jetamine jelas saja khawatir akan sepupunya itu. Menurut penglihatannya, Javier tampak tak mengetahui bahwa dia telah dibohongi oleh perempuan berdarah Noarch yang saat ini sedang menyamar menjadi sekretarisnya. Sebenarnya Jetamine merasa aneh, biasanya sepupunya yang satu itu mempunyai kepekaan yang cukup tinggi yang bisa membuatnya merasakan kebohongan seseorang.

Tapi kenapa Javier diam saja jika memang dia sudah mengetahui kebohongan Jetamine?

"Tidak usah melakukan apa-apa dulu" suara Gilbert yang mengalun pelan membuat Jetamine mengerjapkan matanya dan memandang kakak lelakinya itu.

"Apa? Kenapa tidak? Kita harus mengatakan hal ini pada ayah dan.."

Suara Jetamine menghilang saat Gilbert menatapnya tajam sambil menipiskan bibirnya, tampak marah dengan tanggapan adiknya itu.

"Sepertinya Javier sudah tahu mengenai hal ini, dan dia memutuskan untuk bermain-main dulu.."

Gilbert menyeringai sambil meneguk wiskinya setelah mengatakan itu. Dia sangat tahu tipikal Javier, dan sepupunya itu suka bermain-main dengan buruannya sebelum memutuskan untuk memusnahkan.

Dan Gilbert yakin akan semua keputusan yang dilakukan oleh Javier.

♤♡♢♧

Tiara menatap tak percaya lelaki didepannya ini. Kali ini, Javier datang sambil membawa tiga bungkus tas kertas dimasing-masing tangannya; membuat Tiara menaikkan alisnya tak mengerti melihat Javier. Ada apa dengan pemuda ini?

"Apa ini?" Tanya Tiara.

"Baju," Javier tersenyum jenaka kearah Tiara lalu menunjuk tas kertas itu menggunakan dagunya "aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Anggap saja kita kencan"

Tiara pura-pura bergidik ngeri dan melemparkan tatapan 'kau-keju-sekali' untuk Javier yang dibalas dengan gendikan bahu Javier. Tiara mengeluarkan sebuah gaun sifon berwarna biru dari tas kertas yang paling besar, lalu menyusul mengeluarkan sepatu dan semua aksesoris senada yang pas dipakai saat musim dingin seperti ini.

THE GAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang