"Mau sampai kapan kau akan menutup wajahmu seperti itu?"
Javier mengalihkan pandangannya untuk melirik Tiara. Gadis itu masih setia menutup wajahnya menggunakan jas hitam milik Javier saat mereka masuk kedalam mobil sedari tadi. Tersenyum tipis, Javier mengulurkan tangannya dan menepuk paha kiri Tiara.
"Hei?" Panggilnya lagi. "Aku tahu yang tadi sangat keren. Bayangkan saja, kita melakukannya diruangan yang sempit, aku yakin sekarang kau tidak akan mengidap penyakit saussauspia itu lagi" goda Javier.
Tidak ada jawaban.
Javier terkekeh lagi lalu melanjutkan, "Kalau kau mau kita juga bisa melakukannya diruangan sempit lain, misalnya mobil ini-"
"Dalam mimpimu!" Potong Tiara cepat. Gadis itu menurunkan jas yang ada diwajahnya dan menatap tajam Javier. Pipi Tiara masih merona tipis saat mengalihkan pandangannya kedepan, jas Javier sudah disampirkannya dipahanya.
"Kenapa? Bukannya bagus? Anggap saja sebagai terapi untuk penyakit kejiwaanmu itu.."
"Aku tak punya penyakit kejiwaan!" Raung Tiara yang membuat Javier tersenyum mendengarnya. "Aku mengatakan itu agar kau tak mendekat kearahku tadi".
"Tapi ternyata caramu tak berhasil, seksi".
"Jangan panggil aku seksi. Turunkan saja aku dirumahku" Sahut Tiara sinis. Tak ingin memperpanjang obrolan, Tiara memundurkan badannya dan mengalihkan perhatian kearah jendela mobil.
***
Orion meraih telepon genggam miliknya dan mengetikkan sebuah nomor yang sangat dihapalnya luar kepala dan menekan tanda sambung. Nama Tiara muncul dilayar teleponnya. Tak lama, suara nada sambung yang biasa terdengar tergantikan oleh nada merdu khas gadis itu.
"Hai. Lama tak menelpon," Orion menggigit bibirnya sedikit. "Bagaimana kabarmu?" Tanyanya membuka percakapan.
"..."
"Aku baik juga. Kau dimana sekarang?" Tanya Orion lagi.
"..."
"Apa?! Kau baru pulang? Sialan. Apa yang sudah dilakukan si brengsek Noarch itu padamu, sayang?" Nada Orion menaik satu tingkat.
"..."
"Ck. Sudah kukatakan berapa kali padamu, berhentilah bekerja disana. Pemuda itu tak baik. Aku pernah beberapa kali menangkap dia menatap bokongmu dulu" sahut Orion panjang lebar.
Ini sudah jam 10 malam, dan Tiaranya baru saja pulang? Javier Noarch memang cari mati dengannya. Lagipula, apa yang sudah merek lakukan sampai pulang semalam ini?
"Baiklah. Aku akan mematikannya. Tidurlah vepat. Aku tak ingin kau sakit karna kelelahan, Tiara"
"..."
"Ok. Bye". Dan Orion langsung mengakhiri sambungan teleponnya.
Pemuda beranbut hitam itu menuangkan bir kedalam slotnya dan meneguknya sekali. Orion mendengus kasar, dia sudah menjadi pacar Tiara kan? Apa itu belum cukup untuk Javier? Harusnya Javier menjauh dan menangis dipojokan karna sedari awal Orion tahu bahwa..
Javier sudah mulai menyukai keberadaan Tiara. Hanya itu satu-satunya alasan Orion menyatakan perasaannya kemarin.
***
Javier meletakkan jas yang semula tersampir dibahunya diatas sofa. Tangannya membuka kancing tangan kemeja putihnya sambil menatap laptopnya yang menyala.Gilbert mengiriminya e-mail.
Alis Javier mengerut sesaat. Tak biasanya sepupunya itu mengirimkan sesuatu menggunakan e-mail jika tak ada yang penting. Javier mengetik pesan itu dan membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAME ✔
عاطفيةTiara Winn mencoba untuk membuat seorang Javier Noarch bertekuk lutut demi perusahaannya. Tapi dia tak tahu jika Javier bukan hanya pebisnis sukses tapi sebuah dewa feromon berjalan. Seorang Noarch bertekuk lutut? Yang benar saja! Mereka berdua mamp...