Tiara memandang sekelilingnya. Banyak sekali orang berlalu lalang dan berisik didalam pesta ini. Ya, dia sedang berada dalam pesta 'biasa' yang diselenggarakan Noarch.
Mata biru Tiara memandang penampilan semua orang dan menilainya sekilas, terutama para wanita. Gaun mereka mempunyai beragam model, hanya satu kesamaan mereka; mewah. Penampilan semua wanita disini sangat mewah dan berkilau.
Untung saja Tiara memilih gaun yang tepat.
Gaun berkilauan yang dibeli oleh Javier sewaktu itu tampak sangat pas dibadannya yang berlekuk. Gadis itu memakai pouch hitam untuk menonjolkan detail gaunnya.
Netra Tiara mencari Javier, pemuda itu tidak terlihat setelah permisi sebentar tadi. Jetamine dan Noarch yang lain juga sepertinya tak kelihatan. Tiara masih terus mencari dan mencari saat tiba-tiba matanya bersibobrok dengan netra yang dikenalnya.
"Trevin?" Tanya Tiara pelan.
Trevin yang seolah tau apa yang dikatakan adiknya melangkah mendekat kearah Tiara sambil tetap tesenyum.
"Akhirnya ketemu. Sedari tadi aku mencarimu.." tanya Trevin lalu mendudukkan dirinya disamping Tiara dan bersandar dimeja bar, "Kau dengan Javier?"
Tiara mengangguk kecil, "Iya. Kau?" balas Tiara pelan, mencoba tak menampilkan kedekatan mereka.
Trevin juga sepertinya tidak ingin terlihat terlalu akrab pada Tiara terlihat dari cara pemuda itu menatap canggung kearah gadis itu. Trevin mengangkan tangan kanannya yang sedang memegang gelas berisi minumam lalu menunjuk seorang gadis pirang yang memakai gaun merah.
"Aah, kau bersama Christine?" Tanya Tiara girang. "Jarang sekali kalian bisa bersama kepesta".
Christine Brooke dan Trevin memang menjalani hubungan jarak jauh dari dua tahun lalu, bahkan mereka sering tak menerima pesan. Tiara heran, jika mungkin itu Javier, dia sudah pasti akan mati rindu.
Lalu Tiara tersentak akan pikirannya. Javier?
"Ya. Dia cantik kan? Aku merindukannya" kata Trevin sambil menatap Christine.
Tiara mencebik lalu menyeringai sinis, "Aku mencium bau ranjang berantakan malam ini".
"Entahlah.." Trevin menggantungkan kalimatnya lalu menatap Tiara lama, "Bagaimana aku bisa bersenang-senang malam ini jika sekarang saja aku tak tenang karna mengkhawatirkanmu.."
Mata Tiara berpurtar bosan, "Apa yang harus kau khawatirkan sih?"
"Entahlah, aku merasa firasat buruk-"
"-tidak ada apa. Aku sudah besar, Trevin. Aku tahu yang terbaik untuk diriku" potong Tiara,
Trevin menghela napas berat. Sebagai sulung, dia sudah berkewajiban menjaga adik perempuan satu-satunya ini. Tak ada yang mulai percakapan selanjutnya. Lalu tak berapa lama, Trevin teringat akan sesuatu.
"Apa kau sudah melihat Orion. Tadi kami bertemu" Trevin menatap Tiara sembari menunggu jawaban.
"Belum. kenapa?"
Sorot mata Trevin berubah menjadi siaga, pemuda otu seperti menuimpan sesuatu yang Tiara tidak tahu. Trevin menghembuskan nafas gusar dan sesekali melirik Tiara.
"Ada apa?" Tanya Tiara sambil melihat Trevin curiga.
Pemuda itu melirik sekitar; berharap ada orang yang tak mendengar mereka.
"Apa kau tahu kalau Orion Stoon yang kau kenal selama ini adalah..."
Trevin memajukan badannya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAME ✔
Roman d'amourTiara Winn mencoba untuk membuat seorang Javier Noarch bertekuk lutut demi perusahaannya. Tapi dia tak tahu jika Javier bukan hanya pebisnis sukses tapi sebuah dewa feromon berjalan. Seorang Noarch bertekuk lutut? Yang benar saja! Mereka berdua mamp...