The Game (2) : I'm not Vanilla [REVISI]

40.3K 1K 31
                                    

[Adult content. Harap baca sesuai kemauan sendiri. Selamat membaca!]

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dan permainan mereka dimulai dari...

...sekarang.

Tiara mengedarkan pandangannya keseluruh tempat yang mulai hari ini akan menjadi tempat bernaungnya di Indonesia. Matanya terpaku melihat patung Dewi Athena yang memegang buku disebelah tangan yang berada ditengah ruangan. Patung itu berdiri sekitar lima belas meter dan terlihat sangat megah dari pandangan Tiara. Dan Oh, patung itu terpahat sempurna. Wajahnya seperti mengalirkan sentuhan gaib yang membuat seluruh mata akan terpaku beberapa detik hanya untuk sekedar melihat betapa cantiknya salah satu gambaran dewi Yunani itu.

"Kau menyukainya?"

Tiara mengalihkan pandangannya kesamping dan seketika dia meremas tangannya gugup ketika melihat siapa yang menyapanya pagi ini.

Javier Noarch, pemuda yang akan menjadi pimpinannya mulai saat ini, sedang melangkahkan kakinya ke arah Tiara sambil melirik penampilannya dari atas kebawah.

Hal itu sangat mengintimidasi Tiara. Good job, Javier.

"Athena adalah dewi paling bijaksana dan pintar dalam mengatur strategi perang. Itu yang membuatnya istimewa. Karna itu dia digambarkan dengan membawa buku" kata Javier sambil melirik patung Athena ditengah lobi kantornya.

"Kenapa harus Dewi Athena?" Tanya Tiara gugup.

Javier berdiri disamping Tiara dan menatap patung sang dewi yang begitu megah dari bawah, "Karna aku ingin para pekerja dibawahku berpikiran sama dengan Athena. Bijaksana dan pintar mengatur strategi agar menang".

Tiara tersenyum kecil sambil menatap Javier yang masih menatap patung Athena. "Kenapa bukan Lady Liberty?"

Javier menarik bibirnya kesamping, "Karna Athena lebih cantik daripada Liberty" Jawab Javier.

Jawaban yang sangat khas sekali.

Tatapan Javier beralih kearah bibir Tiara yang membentuk tanda 'o' lalu melanjutkan perkataannya, "Dan aku termasuk orang yang tak suka mengambil barang yang sudah menjadi milik orang lain"

Tiara memiringkan kepalanya tak mengerti. Mata birunya menatap Javier meminta penjelasan, "Liberty sudah jadi milik New York, Sayang." Javier mengucapkan kata 'sayang' seolah-olah dia sudah terbiasa memanggil semua perempuan di bumi ini dengan kata sayang tersebut. Hal itu membuat pipi Tiara merona malu, "Tapi Athena belum dimiliki siapa-siapa. Karna itu aku membuatnya jadi patung kebangganku disini"

"Uh-hum" Tiara menanggukan kepalanya tanda mengerti.

"Sudah cukup basa-basi nya. Ayo kuantar keruanganmu", Javier menarik tangan Tiara agar mengikutinya. Tiara tersentak saat tangan kekar milik pria itu menenggelamkan tangannya di genggaman Javier.

Ruangan Tiara sangat indah. Berada tepat dilantai paling atas gedung ini. Lantai ini adalah lantai khusus yang hanya mempunyai beberapa ruangan. Ruangan sekretaris, ruangan President Directur, ruangan CEO, kamar mandi, dan tiga ruangan istirahat eksklusif dengan tempat tidur mewah dan aksesoris setara hotel bintang 5.

Tiara tersenyum melihat fasilitas yang ada di kantor ini, terutama saat matanya melihat mesin kopi sebesar kulkas tepat disamping pintu ruangannya. Aah, Tiara tak bisa membayangkan betapa senangnya waktu bekerja untuk kedepan.

"Ini ruanganmu, selamat bekerja". Setelah mengucapkan kata-kata itu, Javier memasuki sebuah pintu disamping ruangan Tiara yang bertuliskan President Direktur dipintunya.

THE GAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang