Tiara melipat tangannya kesal sedangkan pemuda disampingnya sesekali mendengus sambil membuang muka ke kaca jendela. Mobil sedan yang mereka kendarai sangat cepat menembus jalanan yang tak lagi ramai. Tiara mencebikkan bibirnya lagi.
"Sebenarnya apa urusanmu, Javier? Kau tak bisa mengatur aku mau pacaran dengan siapa. Iyakan?" Sahut Tiara dengan suara tajam.
Javier tak menjawab. Pemuda itu sibuk dengan pandangannya kedepan, meninggalkan Tiara yang hanya meliriknya dengan pandangan setajam belati yang baru diasah. Bayangkan saja, tiba-tiba, entah darimana, Javier datang dibelakang punggungnya, menarik tangannya--yang saat itu masih digenggam Orion-- dengan kasar, lalu pergi entah kemana.
Tiara memutar bola matanya kesal dan mendengus lagi. Dia sudah sekitar satu jam berada didalam mobil Javier, tapi pemuda ini masih senang saja menutup kedua bibirnya yang seksi itu.
"Javier, aku bilang-"
"-aku tidak suka kau mengikuti ajakan kencan Orion," Potong Javier.
Alis Tiara mengerut tak suka lalu mendengus keras, "Bilang saja kau cemburu".
"Aku tidak cemburu" Hardik Javier sambil berseru kencang.
Bibir Tiara mencebik melihat reaksi Javier dan tersenyum kecil, "Sudahlah. Tidak usah berkilah. Kalau kau tak cemburu, untuk apa kau ada di restoran itu tadi?"
Mobil yang ditumpangi mereka semakin melambat karna lampu hijau sudah berganti dengan warna merah. Setelah berhenti total, Javier mengalihkan pandangannya kearah Tiara dan menyeringai lebar, "Sebenarnya aku kesana karna ada rapat dengan klien, tapi.. boleh juga. Mungkin aku memang cemburu..." Katanya sambil menyentuh rahang kanan Tiara pelan.
Tiara tak bisa menghitung berapa kali dia memutar bola matanya karn lelaki didepannya. Tangan Tiara menyentuh jemari Javier yang ada dirahangnya pelan, "Tapi sayangnya, Kau tidak punya hak apapun untuk melarangku... iyakan?".
"Aku ada. Kau sekretarisku kan?"
"Jadi?" Sahut Tiara cepat, "Apa kau pernah melarang Sekretaris Kim untuk menikah? Untuk berkencan? Tidak kan?"
Javier mengangguk-angguk pelan dan mendengus lagi, "Tetap saja, kau tidak boleh pacaran dulu. Apa kau kira kau akan tetap fokus mengerjakan segala tugasmu dengan pacaran dengan si bawang itu?"
Alis Tiara naik sat mendengar perkataan Javier, "Apa hubungannya?" Tanya Tiara.
Javier tak menjawab apapun lagi.
Mencoba tak peduli, Tiara mendengus dan melemparkan punggungnya ke jok mobil Javier kasar, "Terserahmulah".
Senyum Javier terkembang dan langsung terkekeh. Javier menegakkan badannya sambil masih mempertahankan senyumannya. Pemuda itu menekan gas pelan-pelan agar mobilnya tak melaju terlalu cepat.
Sementara Javier sibuk dengan setirnya, Tiara membuka teleponnya dan mengetikkan sebuah nomor. Dia harus menelpon Orion. Pasti pemuda itu sedang kebingungan atau mungkin dia sedang penasaran atau bisa saja dia marah.
Mata Tiara membelalak lebar. Tidak tidak, jangan sampai Orion marah dan langsung memutuskannya -Walaupun Tiara oke saja jika putus dengannya- Tapi jika memang harus putus, Tiara lah yang berhak untuk itu.
♤♡♢♧
Orion sedang meminum wiskinya saat merasakan ponselnya bergetar kecil. Volume kuat yang dihasilkan dj diatas panggung sana tak dihiraukannya, Orion merogoh sakunya dan mengambil teleponnya. Satu pesan dari Tiara. Cepat-cepat Orion membuka pesan itu dan seketika tersenyum miris.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAME ✔
RomanceTiara Winn mencoba untuk membuat seorang Javier Noarch bertekuk lutut demi perusahaannya. Tapi dia tak tahu jika Javier bukan hanya pebisnis sukses tapi sebuah dewa feromon berjalan. Seorang Noarch bertekuk lutut? Yang benar saja! Mereka berdua mamp...