The Game (23) : I'm Scared Too

12.2K 571 23
                                        

"Jangan ikut campur masalahku!"

Jetamine menaikkan alisny dan tersenyum sinis melihat kekacauan pemuda didepannya ini. Javier dengan emosi yang tidak stabilnya memang gampang dipermainkan. Jetamine melipat tangannya.

"Aku bercanda" Kata Jetamine sambil melirik Javier. Matanya berputar jenaka dan sesekali gadis itu mendenguskan napas. "Gampang sekali kau ditipu oleh omongan seseorang -ah! Pasti Gilbert kan yang memberitahukannya padamu? Aish dia ituuu".

Mata Javier melunak saat mendengar perkataan Jetamine. Jadi Gilbert, sepupunya yang kurang ajar itu sudah membohonginya?

"Aah.." Javier mengangguk pelan lalu menatap Jetamine lama. "Kalau gitu aku pulang saja".

Jetamine memiringkan kepalanya saat melihat Javier melangkah menjauhi kamar apartemennya. Pemuda itu sesekali mengusap lelah kepala belakangnya.

Mengeraskan rahang, Jetamine melirik Javier penuh tekad. Keputusannya memang bulat. Tiara Winn -atau yang dikenal Javier dengan sebutan Tiara Winston akan menghilang dari sisi Javier. Dia berjanji.

Dulu, Javier tak pernah selelah ini dalam hidupnya. Pemuda itu menyukai gaya hidup bebas, dan tak pernah terkekang oleh perasaan. Tapi sekarang, sejak kedatangan Tiara...

Javier seakan mati.

Jetamine menggertakkan giginya kesal,

"Tunggu saja. Akan kujauhkan gadis itu dari kehidupanmu, Javier".

***

Tiara merenung diruang kerjanya. Sesekali matanya melirik Javier yang sibuk dengan tumpukan dokumennya. Mata pemuda itu membaca paragraf demi paragraf lalu tak lama menandatangani dokumen itu. Begitu seterusnya.

Memang, setelah mereka ke Los Angeles, Javier tak pernah lagi menandatangani dokumen, dia hanya ke kantor sesaat lalu pergi. Wajar saja tumpukan dokumen yang harus ditandatangani sudah menggunung dimeja kerja pemuda itu.

Tiara menghela napas lagi dan lagi. Dia tak pernah suka dengan kesuyian, dan entah kenapa Javier mendadak pendiam hari ini. Tiara melirik Javier lagi lalu memutuskan untuk berbicara.

"Hei, Tuan Noarch. Apa kau perlu bantuan?" Tanya Tiara dengan nada sok ramah dan memaksakan senyum.

Javier meliriknya sedikit lalu menaikkan kacamata bacanya, "Mungkin kau bisa membuatkanku kopi?"

Leher Tiara sedikit tersentak dengan nada Javier yang tak biasanya. Dingin dan kaku. Tiara cuman memaksakan senyum lagi lalu mengangguk. Berusaha untuk tak memperkeruh suasana hati Javier yang mungkin sudah buruk.

Aura Javier sekarang seperti ingin memakan orang, kelelahan, dan PMS yang dijadikan satu. Salah-salah pekerjaan Tiara menghilang!

"Oh iya," Tiara berbalik sebelum keluar pintu seakan teringat sesuatu, sedang Javier menaikkan alisnya bertanya, "Apa kau ingin kopi vanilla atau milky way?" Kata Tiara sambil menyeringai, menggoda Javier.

Javier membelalakkan matanya sesaat, teringat akan percakapan mereka dulu tentang mesin kopi terbaru miliknya.

"Oh. Apa kau sudah tahu cara pemakaian mesin kopi milky way ku?" Tanya Javier sambil tertawa kecil.

Tiara yang merasa suasana sedikit mencair ikut tertawa mengikuti Javier. "Akan kucoba untuk mencampurkan gula dan bukan garam ke minumanmu" kata Tiara lalu pergi.

THE GAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang