4. Friends

5K 266 4
                                    

Aku mencoba menekan rasa gugupku dengan cara menarik napas dan menghembuskannya lagi pelan-pelan. Kenapa aku harus segugup ini hanya karena aku akan bertemu teman-teman Kyle? Mungkin karena aku akan bertemu dengan orang-orang yang jauh berbeda denganku. Tidak, aku bukan bicara soal kasta sosial. Ini hanya karena lingkup pergaulanku yang tidak terlalu luas dan otomatis membuatku merasa asing untuk bertemu orang-orang baru yang sedikit 'berbeda' denganku. Berbeda dalam hal pergaulan, cara berpikir, gaya hidup, bahkan cara berpakaian.

Selama ini aku hanya bergaul dengan orang-orang yang berjalan di atas garis kewajaran, aku tidak pernah berjalan sejauh ini di atas garis bahaya. Tidak sebelum aku bertemu Kyle.

"Apa itu temanmu?" Tanyaku sambil mengedikkan dagu ke arah seorang pria yang berdiri sendiri di depan bar sambil memainkan ponselnya. Kami masih terus berjalan lurus sambil berpegangan tangan.

"Bagaimana kau tahu?" Kyle balik bertanya.

"Dia sepertimu. Aura seorang personil band."

Kyle tersenyum lebar lalu merangkul bahuku. "Seorang musisi yang bisa mengenali seseorang hanya dari auranya. Kau luar biasa Jillian Summer."

Aku hanya terkekeh mendengarnya. Saat aku dan Kyle semakin dekat pria itu menoleh dan tatapan matanya terlihat lega.

"Ke mana yang lain?" Pria itu bertanya tanpa repot-repot menyapa.

"Mana kutahu." Jawab Kyle sambil mengedikkan bahunya. Pria itu mendengus dan kembali memusatkan perhatiannya pada ponsel, tapi sedetik kemudian dia terlihat menyadari sesuatu. Lalu dia mengangkat kepalanya dari ponsel dan langsung menatapku sebelum tatapannya beralih ke Kyle.

"Siapa ini?" Tanyanya.

Aku langsung tersadar dan mengulurkan tanganku padanya. "Hai, aku Jillian Summer."

"Hai Jill," pria itu menerima uluran tanganku. "Shane Newton."

Aku tersenyum lebar dan kembali meletakkan tanganku di dalam saku jaket kulitku. Mata hitam Shane menatap Kyle penuh tanya.

"Dia bersamaku sekarang." Ucap Kyle.

"Bersama bagaimana?" Tanya Shane dengan alis naik.

"Dia ikut."

Jawaban Kyle membuat Shane membulatkan mata.

"Sialan. Aku harus mulai lebih giat mencari wanita." Gerutu Shane, lalu tatapannya kembali padaku dan dia tersenyum. "Senang melihatmu Jill. Dan selamat datang."

"Terima kasih." Tanggapku.

"Jadi.... Semalam kau sendiri?" Tanya Kyle.

Shane melirik Kyle sedikit. "Tidak. Aku bersama seorang wanita, tapi aku menyuruhnya pulang saat kami selesai."

"Itulah yang membuatmu tidak punya wanita, Shane. Setidaknya biarkan mereka tidur dengan layak selama beberapa jam." Ucap Kyle sambil terkekeh.

"Aku tidak suka tidur bersama mereka. Maksudku, berbagi ranjang semalaman."

"Itu akan berbeda jika yang berbagi ranjang denganmu adalah Miranda Kerr."

Shane mengulas senyum kecil mendengar ucapan Kyle. "Sayangnya mereka bukan Miranda Kerr."

Aku tertawa mendengar guyonan singkat Shane dan Kyle. Ternyata orang-orang seperti mereka mempunyai selera humor yang bagus, aku tidak pernah tertawa setulus ini jika yang kudengar adalah guyonan dari Will atau Megan atau bahkan Wendy. Guyonan teman-temanku terdengar kolot dan kaku.

Saat kami sedang berbincang sebuah mobil van berwarna hitam berhenti di depan kami. Kaca mobil dibuka dari dalam dan menampakan sosok seorang wanita cantik bermata biru yang sedang mengunyah permen karet dengan rambut pirang cerah dan seorang pria tampan berambut merah di balik kemudi. Kedua orang itu tersenyum lebar.

[With Me And The Boys-Trilogy] #1 Play (it) Boy!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang