The Bless Cum berhasil membuat para wanita Rochester menjerit oleh penampilan memukau mereka. Expass Bar menjadi gila begitu Bless Cum menampilkan lagu andalan mereka yang berjudul I'm Inside You dan membuat semua pengunjung bernyanyi bersama mereka sepanjang lagu, aku bisa menyimpulkan kalau lagu ini pasti lagu lama mereka. Berbeda dengan yang pernah kudengar saat aku pertama kali melihat penampilan mereka di Manhattan, lagu ini sangat kental dengan unsur rock. Bryan beberapa kali menarik suaranya dan mencapai nada tinggi, melodi yang dimainkan Caleb jauh lebih padat, Shane bahkan melakukan solo bass di tengah lagu dan Kyle memukul drumnya dengan tempo yang lebih kuat. Tapi walaupun lagu ini asing aku langsung bisa mengikuti iramanya di otakku. Tidak sulit menghafal sebuah lagu di saat sekitar kurang lebih lima ratus orang meneriakkan nada yang sama di satu ruangan.
Aku, Sam dan Heidi duduk di sebuah sofa panjang berbentuk setengah lingkaran di lantai dua yang langsung menghadap ke panggung. Dari sini aku bisa melihat seluruh bar dengan jelas, orang-orang di lantai dansa di bawah sana dan tentu saja Bless Cum yang sedang tampil di atas panggung. Tempat yang kutempati bersama Sam dan Heidi ini khusus di sediakan oleh pihak bar untuk Bless Cum beristirahat, bahkan meja kami sudah dipenuhi berbagai macam minuman dan camilan. Dan hebatnya, minuman yang mereka sediakan di sini lebih dari satu jenis. Ada Gin dan Tonik, Wiski, Brendi, Tequila dan tentu saja Rose Sauvignon Blanc yang merupakan minuman favoritku. Kyle sengaja memesan minuman itu untukku tadi sebelum dia tampil. Dia menjadi sangat perhatian setelah pembicaraan kami di motel siang ini, dan itu membuatku menjadi terlalu besar kepala karena menganggapnya mulai menyukaiku. Tapi tentu saja aku tahu perhatiannya itu tidak lebih dari sekedar rasa bersalah, aku sadar tidak akan secepat dan semudah itu untuk Kyle jatuh cinta. Sesuatu -atau mungkin seseorang- di masa lalunya jelas mempengaruhi Kyle sangat besar, itu membuatnya terjebak di dalam bayang-bayang masa lalu. Kyle mungkin terlihat bebas, tapi aku bisa merasakan bahwa dia sesungguhnya hanya berusaha untuk terlihat seperti itu. Sangat mudah mendapatkan raganya tapi mendapatkan jiwanya akan sesulit meraih bulan.
Aku ingin memahami dirinya, memahami apa yang terjadi di hidupnya dimulai dari kehidupan masa kecilnya yang memilukan hingga perjalanannya untuk sampai di posisi seperti sekarang. Tapi Kyle sangat tertutup, dia tidak mengizinkanku masuk lebih dalam. Mungkin memang masih terlalu dini untukku mengetahui segalanya, aku yakin masih ada banyak keraguan di hati Kyle untuk mempercayakan semua kisahnya padaku tapi justru itu membuatku khawatir, jika Kyle terus ragu padaku dan hanya menggunakanku untuk sekadar hubungan ranjang maka aku tidak akan bertahan lebih lama lagi di sisinya. Kemungkinan kami berpisah menjadi jauh lebih besar.
Aku mengambil gelas wineku dan meneguknya hingga habis. Sialan, memikirkan tentang berpisah dengan Kyle membuat asam lambungku naik. Harus kuakui bahwa aku tidak hanya jatuh cinta padanya tapi aku juga menjadi sangat kecanduan akan dirinya dan itu buruk. Pria pertama yang menyentuhku dan aku yakin seumur hidupku aku hanya menginginkan sentuhannya, tapi dia tidak merasakan hal yang sama padaku. Apa yang akan terjadi jika dia merasa bosan?
Dia akan meninggalkanmu, seperti sampah. Akal sehatku menjawab dengan nada sinis.
Kyle tidak akan seperti itu. Kyle tidak akan seperti itu. Kyle tidak akan seperti itu. Aku mengulang kalimat itu di hatiku berkali-kali seperti sebuah mantra.
Ayolah Jill, buka matamu! Seseorang yang terjebak di masa lalu akan sangat buta pada masa depan, dan Kyle seperti itu. Akal Sehatku kembali menanggapi sambil meletakkan kedua tangan di pinggang kecilnya.
Tapi dia bilang dia tidak akan mengkhianati kepercayaanku, itu akan menjadi satu alasan kuat untuk dia tetap bersamaku.
Dan dia mengatakan itu di saat dia akan mengambil keperawananmu, bahkan pria-pria lain akan mengatakan hal yang jauh lebih indah dari itu saat mereka ingin mengambil keperawananmu. Mereka tidak akan ragu untuk berkata bahwa mereka diciptakan hanya untukmu jika yang mereka dapatkan adalah malam yang memuaskan bersama seorang perawan. Alasan dia tetap mempertahankanmu adalah karena kau bodoh dan naif, dia masih sangat kasihan padamu, Jill. Dan saat rasa risih karena membawamu itu datang menggantikan rasa kasihan, maka kau dibuang. Akal sehatku mencibir kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[With Me And The Boys-Trilogy] #1 Play (it) Boy!!
Ficção GeralJillian Summer sadar betul tidak banyak pria baik-baik yang bisa dia temui di bar -atau mungkin memang tidak ada- seperti yang selalu di ucapkan orang-orang di luar sana. Dan seharusnya, pepatah tentang jangan pernah sekali pun percaya pada pria yan...