Aku melipat beberapa pakaian dan mengemasnya ke dalam koper Kyle bersama perlengakapan kami yang lain. Lusa adalah perjalanan kami ke Thailand jadi sekarang kami sudah mulai bersiap-siap.
Saat aku mengambil tasku dan membukanya aku kembali menemukan cek dari Mr. Angelo.
Apa yang akan kulakukan dengan uang sebanyak ini?
Kugunakan untuk bersenang-senang? Simpan untuk tabungan? Atau membeli mobil baru? Bless Cum sedang kekurangan mobil sekarang...
"Maaf, ada masalah dengan speaker di ruang latihan tadi. Apa aku meninggalkanmu terlalu lama?"
Aku terlonjak saat mendengar suara Kyle sementara itu dia berjalan ke arahku sambil menatapku.
"Apa itu?" Tanya Kyle dengan alis mengerut melihat cek di tanganku.
"Cek." Jawabku. Tatapan mata Kyle langsung ke wajahku dengan terkejut lalu dia kembali melihat cek itu.
"Sangat banyak," gumamnya, lalu dia duduk di hadapanku. "Dari mana kau mendapatkannya?"
Aku menggigit bibirku. Benar juga, aku belum memberitahunya apa pun tentang keputusanku meninggalkan orkestra.
Kyle menaikkan sebelah alisnya, memintaku untuk menjawab pertanyaannya.
"Ini sebenarnya..." aku berdeham untuk melonggarkan suaraku lalu aku mengangkat wajahku dan menatapnya. "Ini bayaranku dari orkestra."
"Benarkah? Wah... mereka membayarmu sangat tinggi." Ucap Kyle sambil tersenyum. Lalu dia membantuku melipat pakaian-pakaian yang belum sempat kurapikan.
"Mereka memang tidak membayarku setinggi ini biasanya." Gumamku.
"Apa? Kau dapat bonus?"
Aku menatapnya lagi. Mengukur reaksinya. Dia terlihat sedang dalam mood yang bagus hari ini sejak tadi pagi. Kupikir mungkin tidak masalah jika aku bicara sekarang.
Aku menghela napasku lalu berkata. "Aku berhenti dari orkestra."
Tubuh Kyle berhenti bergerak saat dia mendengar ucapanku. Setelah cukup lama diam akhirnya dengan perlahan dia menoleh padaku, raut wajahnya tidak bisa ditebak.
"Berhenti?" Kyle memastikan dengan suara pelan.
Aku hanya diam tidak menjawabnya.
"Kenapa?" Tanya Kyle santai.
Aku meliriknya dari sudut mataku. Apa dia marah? Dia tidak marah kan?
"Aku hanya..." aku diam sesaat, mencari jawaban yang tepat.
"Karena aku kan?" Tanya Kyle dengan seringai di bibirnya. Dia kembali melipat pakaiannya.
"Bukan karenamu." Jawabku.
Kyle menghela napasnya pelan sambil meletakkan pakaian yang sudah rapi ke dalam koper.
"Bagaimana bisa kau melepaskan hal yang sudah kau cintai selama belasan tahun hanya demi aku yang baru kau kenal selama..." Kyle terlihat berpikir sejenak. "Kurang lebih sebulan?"
"Aku sudah bilang itu bukan karenamu." Aku bergumam.
"Lalu karena siapa? Shane? Caleb? Bryan? Itu tidak mungkin, yang kau cintai itu kan aku."
Wajahku langsung memerah mendengar ucapannya.
"Kita akan pergi ke Thailand jadi kupikir... sebaiknya..."
"Thailand bukan alasan sayang." Kyle memotong ucapanku sambil menggeser duduknya agar lebih dekat padaku, lalu dia meletakkan satu tangannya di puncak kepalaku dan mengelus jemarinya di rambutku sedangkan tangan yang lain menggenggam tanganku. "Katakan saja aku alasannya. Jika memang Thailand alasannya kau tidak perlu berhenti, kau bisa tampil lagi bersama grupmu setelah kau pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[With Me And The Boys-Trilogy] #1 Play (it) Boy!!
Художественная прозаJillian Summer sadar betul tidak banyak pria baik-baik yang bisa dia temui di bar -atau mungkin memang tidak ada- seperti yang selalu di ucapkan orang-orang di luar sana. Dan seharusnya, pepatah tentang jangan pernah sekali pun percaya pada pria yan...