10. Lost

3.6K 228 3
                                    

Tersesat dalam sebuah ruang kosong bernama kehilangan telah mematikan seluruh indraku. Aku tidak bisa melihat apa pun selain sosoknya yang membuatku tersesat di sini, aku tidak bisa mendengar apa pun selain suaranya, aku tidak bisa merasakan apa pun selain sentuhannya, dan aku tidak bisa menghirup apa pun selain harum tubuhnya. Aku tersesat, hanya ditemani oleh bayang-bayangnya yang tidak lebih dari sekedar ilusi fatamorgana semata.

Terkadang aku masih melihat pria itu di sampingku dan tersenyum padaku saat aku membuka mata di pagi hari, terkadang aku mendengar suara beratnya yang memanggilku sayang di dekat telingaku, terkadang aku merasakan sentuhannya di dalam tidurku, terkadang aku masih mencium harum tubuhnya di tubuhku.

Hari ini seharusnya aku pergi ke Yonkers bersama Bless Cum. Duduk di kursi belakang van dan tertawa selama perjalanan karena tingkah konyol Bryan dan Heidi. Atau tidur selama sisa perjalanan di dalam pelukannya.

Tapi aku di sini, di dalam apartemen kecilku dan merenung, sendirian. Sejak pagi tadi aku hanya duduk di depan meja kaktusku dan mengelus pot Tink dengan ujung jariku dan kepalaku terbaring di atas meja, ditemani dengan isi otakku yang tidak berhenti memutar momen-momen terbaik yang dia berikan dalam rentang waktu seminggu terakhir. Pertemuan pertama kami adalah momen di mana aku terjerat olehnya, saat dia menarikku ke dalam penginapan bar dan mengambil keperawananku, saat itu aku tidak punya pilihan lain selain terpesona padanya. Dia menjungkir balikan duniaku setelah itu, dia membawaku dalam perjalanan singkat yang begitu liar dan penuh cerita. Aku telah merasakan bagaimana rasanya berjalan di atas neraka, dan walaupun sedikit ruang dihatiku merasa senang karena aku akhirnya bisa keluar dari tempat terkutuk itu tapi aku tidak bisa menyangkal bahwa kesedihanku karena meninggalkannya jauh lebih besar dari pada rasa senangku.

Aku menegakkan tubuhku dan memandang menerawang ke luar jendela. Hari ini sedikit mendung, matahari tertutupi awan gelap dan suasana menjadi sedikit suram dari biasanya. Bahkan cuaca hari ini mewakili perasaanku sekarang. Mendung, gelap dan dingin.

-Tidak boleh ada cinta.-

Kata-kata itu berputar di pikiranku.

-Aku tidak ingin mencintaimu.-

Aku memejamkan mataku dan menunduk. Apa yang salah denganku? Atau mungkin aku harus membalik pertanyaan itu.

Apa yang salah dengannya?

Kenapa cinta sangat terlarang untuknya?

Misteri tentang masa lalunya sangat tertutup rapat dan itu membuatku frustasi bukan main. Sebenarnya apa yang telah dia hadapi sebelum dia bertemu denganku? Apa dia memang selalu menolak wanita yang menginginkan lebih darinya?

Wanita itu. Wanita di masa lalunya, aku yakin dia adalah akar permasalahannya. Apa pun yang telah dia lakukan pada Kyle telah mempengaruhi pria itu begitu besar dan membuatnya benci untuk mencintai dan dicintai. Kekejaman seperti apa yang wanita itu berikan pada Kyle?

Seharusnya aku menggali informasi lebih banyak dari Heidi saat kami di Rochester waktu itu. Heidi satu-satunya orang yang selalu dengan mudah mengungkapkan segalanya. Walaupun ucapannya bisa jadi tidak begitu akurat tapi setidaknya aku mendapat garis besar jika aku sempat bertanya padanya, aku mungkin tidak akan terlalu dihantui rasa penasaran ini sekarang.

Aku menghembuskan napasku dan melirik jam dinding yang tergantung di atas tv. Ini sudah pukul dua siang. Itu berarti sudah enam jam aku diam dan mengelus pot di sini sejak aku bangun tidur tadi.

Patah hati membuatku seperti mati suri. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tidak mandi, aku juga tidak makan, aku hanya minum sekotak yogurt saat aku bangun tidur tadi dan selebihnya aku duduk diam menatap Tink selama enam jam penuh.

[With Me And The Boys-Trilogy] #1 Play (it) Boy!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang