"Aku mencintaimu..." bisik Kyle tiba-tiba. Tatapan matanya semakin dalam dan penuh keyakinan. "Aku sangat mencintaimu... Jillian Summer."
.
.
.
.
.
Aku menatapnya dengan air mata yang terus mengalir dari mataku.Dia bilang dia mencintaiku. Dia mengatakan itu bukan karena dorongan siapa pun, itu semua adalah isi hatinya. Sebuah ungkapan isi hati yang selalu kutunggu sepanjang hidupku.
Mata Kyle juga terlihat berkaca-kaca tapi dia terlihat menahan air mata itu. Dia menghapus air mataku dengan kedua ibu jarinya lalu mencium bibirku, dengan penuh perasaan dan penuh kejujuran. Penuh cinta.
Ciumannya beralih ke keningku dan aku memejamkan mata, tersenyum dengan bahagia.
Oh Tuhan...
Terima kasih.
"Maaf..." bisik Kyle. Lalu dia kembali menatap mataku. Sebelah tangannya merengkuh pipiku dan mengelusnya pelan. "Maaf karena aku terlalu pengecut untuk mengatakan itu sejak awal. Aku mencoba melindungimu, tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa melakukan itu karena aku tidak bisa menolak perasaan ini sejak awal. Maaf karena sudah membuatmu menderita."
Aku tidak pembalas ucapannya dan hanya menariknya ke dalam pelukanku. Kyle juga melingkarkan kedua tangannya dengan erat di sekeliling tubuhku, melindungiku dengan cintanya.
"Terima kasih untuk segalanya." Ucapku.
"Aku tidak pernah memberikan hal yang berarti padamu." Balas Kyle.
"Kau memberikanku cintamu. Setelah semua yang terjadi, cintamu adalah satu-satunya hal yang sangat sulit kuraih. Terima kasih karena sudah memberikanku itu malam ini."
Kyle mengecup bahuku dan menghirup kulitku dengan hidungnya.
"Kau sudah mendapatkan cintaku bahkan sejak pertemuan pertama kita di bar. Aku lah yang seharusnya berterima kasih padamu karena kau dengan sangat sabar mampu menghadapi sikap pengecutku."
Aku hanya membalasnya dengan tersenyum bahagia dan balas mengecup bahunya yang bertato. Ciumanku terus menyusuri tatonya yang menyambung hingga leher lalu aku mencium bibirnya. Dan dia membalas ciumanku dengan lebih agresif. Melumat bibirku dengan penuh gairah dan kami kembali larut dalam persenggamaan kami.
Kami mendesah tertahan saat Kyle kembali bergerak di dalam tubuhku. Aku meletakkan kedua tanganku di atas dadanya dan merasakan jantungnya yang berdebar cepat menabrak telapak tanganku dan kedua kakiku memeluk pinggulnya yang bergerak di atas tubuhku.
Gerakan Kyle sangat perlahan dan berat. Dia merasakan diriku sepenuhnya. Penuh perasaan dan penekanan. Dia membiarkan kami merasakan seluruh kenikmatan yang menyengat hasrat kami setiap kali dia merasuk ke dalam diriku.
Kyle melepaskan ciumannya dari bibirku lalu dia menatap mataku. Matanya terlihat sayu, penuh dengan gairah dan cinta yang membuatku tergila-gila.
Tangan besar Kyle bergerak dengan lembut ke wajahku dan menyingkirkan helaian rambut yang terlihat seperti mencakar pipi dan leherku. Lalu dia menahan sebelah tangannya di atas kepalaku dan masuk lebih dalam ke tubuhku. Aku langsung menahan napas dan meraih bahu Kyle dari bawah dengan satu tanganku sementara tanganku yang lain masih di dadanya. Dia kembali melenturkan pinggulnya menjauhiku dan menghentak kembali ke dalam tubuhku, membuatku mendesah tertahan saat perut bagian bawahku kembali terpilin dengan nikmat.
Sementara pinggulnya masih bergerak lambat dan membuai, tangan Kyle merambat menyentuh sisi wajahku. Dia mengelus pipiku dengan lembut, aku menoleh ke arah tangannya dan mengecup telapak tangannya. Kyle menghela napas berat saat aku melakukan itu lalu tangannya kembali bergerak menyusuri bahuku, terus bergerak perlahan hingga akhirnya sampai di tanganku. Dia menautkan jari-jarinya di antara jari-jariku sementara itu pinggulnya masih bergerak konstan membangun gairahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[With Me And The Boys-Trilogy] #1 Play (it) Boy!!
General FictionJillian Summer sadar betul tidak banyak pria baik-baik yang bisa dia temui di bar -atau mungkin memang tidak ada- seperti yang selalu di ucapkan orang-orang di luar sana. Dan seharusnya, pepatah tentang jangan pernah sekali pun percaya pada pria yan...