26. All The Past

2.6K 192 0
                                    

Lily menatap kami satu persatu. Ekspresi wajahnya menyala dengan antusiasme aneh yang janggal. Seolah-olah dia memiliki sesuatu di dalam pikirannya yang entah bagaimana membuatku merasa itu akan mengarah pada hal negatif.

"David Lincoln, dia ayahku." Ucap Lily lagi.

"Astaga. Dari sekian banyak pria kenapa harus dia ayahmu?" Gumam Heidi.

"Ini bukan waktunya untuk bermain-main Lily." Ucap Shane.

"Perkara si keparat itu juga bukan main-main." Balas Lily tegas.

Aku bisa lihat beberapa dari kami terkejut mendengar Lily menggunakan kata keparat untuk David Lincoln. Aku dan Sam tentu pengecualian. Kata keparat memang wajar Lily gunakan jika mengingat bagaimana perlakuan ayahnya dulu.

"Aku harus memastikan David Lincoln yang kita maksud adalah orang yang sama." Lily kembali berkata. Lalu dia berdiri tiba-tiba dari kursinya dan berjalan cepat ke lantai atas.

"Apa-apaan ini?" Ucap Bryan pelan dengan mata menerawang. Lalu dia menatap anggota Bless Cum satu persatu. "Jadi selama ini kita tinggal satu atap bersama keturunan si berengsek Lincoln?"

Tidak ada yang menanggapi ucapan Bryan. Semua terlihat tenggelam dalam pikiran masing-masing, sampai akhirnya Lily kembali dengan membawa selembar foto di tangannya dan menunjukkannya pada kami semua.

"Ini ayahku." Ucap Lily sambil mengangkat foto seorang pria dan wanita yang sedang berpelukan. Wanita di dalam foto itu sangat manis, memiliki kontur wajah seperti Lily hanya saja dia jauh lebih tua dan jauh lebih Asia. Itu pasti ibunya.

"Tuhan." Shane mendesah frustasi sambil menutup matanya dengan sebelah tangan saat dia melihat foto itu.

"Inilah kenapa kita semua merasa tidak asing pada Lily saat kita pertama kali bertemu dengannya." Caleb berkata setelah sekian lama hanya diam. Lalu dia menatap anggota Bless Cum satu persatu. "Kalian ingat? Di ruang kerja David? Foto besar di dinding belakang mejanya?"

"Si keparat itu menyimpan fotoku?" Desis Lily.

"Liliana Lincoln." Gumam Kyle. Lalu matanya menatap Lily. "David beberapa kali mengucapkan nama itu padaku saat dia menceritakan tentang anak perempuannya."

"Oh, sekarang dia mencantumkan namanya di namaku? Liliana Lincoln? Astaga." Dengus Lily gusar. "Aku sudah merasa cukup konyol karena memiliki dua huruf 'L' di namaku, dan dia menambah dua 'L' lagi?"

"Lily, kau harus tahu bahwa ayahmu itu pria sinting." Ucap Bryan tiba-tiba.

"Aku percaya itu." Jawab Lily enteng.

"Kau percaya itu?" Tanya Bryan heran. Tapi dia tetap melanjutkan ucapannya. "Dia kriminal, Lily. Kurasa kau sebaiknya lupakan keinginanmu untuk bertemu dengannya. Itu berbahaya, percayalah pada kami."

"Aku tahu ini akan berbahaya, tapi sejak dulu aku selalu lebih dari sekadar siap untuk menemuinya. Dan aku juga sudah mengira apa yang dia kerjakan selama ini pasti tidak akan jauh dari kriminalitas," ucap Lily.

"Siap saja bukan modal yang cukup jika kau akan berhadapan dengannya Lily." Tanggap Shane. Dia terlihat sangat gelisah.

Lily melirik Shane dari ujung matanya dan aku bisa melihat mereka saling melempar pandang dalam diam.

"Kau tidak tahu apa yang dia punya, apa yang dia kerjakan selama ini dan apa yang bisa dia lakukan." Lanjut Shane.

"Beritahu aku kalau begitu," ucap Lily. "Beritahu aku semua hal tentang ayahku yang tidak pernah kutahu sebelumnya."

"Dia itu bos dari bisnis perdagangan manusia terbesar di Seattle, mungkin juga terbesar di Amerika. Menculik wanita dan menjadikan mereka pelacur, menangkap para pria dan menjual mereka sebagai pelacur gay. Melelang mereka seperti barang murah." Jawab Shane.

[With Me And The Boys-Trilogy] #1 Play (it) Boy!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang