"Kau lancar berbahasa Inggris?" Tanya Caleb pada Lily.
Sekarang kami semua duduk di dalam kamarku dan Kyle di hotel tempat kami menginap. Lily ikut bersama kami karena kami butuh penjelasan tentang bantuan yang dia inginkan dari kami, entah bantuan seperti apa.
"Bahasa Inggris menjadi bahasa kedua untukku," jawab Lily. "Ibuku asli Thailand, ayahku Amerika. Tapi yah... dulu aku dibesarkan dengan menggunakan bahasa Inggris dan Thailand."
"Itu bukan hal yang mudah." Gumam Bryan.
"Memang," tanggap Lily.
Ibu asli Thailand dan ayah Amerika. Percampuran antara Asia dan Amerika menghasilkan seorang manusia dengan wujud sangat indah. Warna kulit Lily sedikit lebih gelap dari kami, menunjukkan karakteristik wanita Asia dan dia bermata coklat. Dengan tinggi kurang lebih 168 sentimeter Lily terlihat sangat memesona.
"Jadi, bantuan seperti apa yang kau inginkan dari kami?" Tanya Shane.
Lily menatap Shane sesaat. Lalu dia menatap kami satu persatu.
"Aku harus ke Amerika." Jawabnya.
"Kau tinggal pergi. Itu bukan hal yang sulit." Ucap Kyle. Aku menyikut perutnya dengan keras membuat Kyle meringis.
"Kenapa kau harus ke sana?" Tanyaku.
"Mencari ayahku." Jawab Lily. Tatapan matanya tiba-tiba mendingin dan wajahnya berubah keras.
"Jadi menurutmu kami bisa membantumu?" Tanya Sam.
"Aku butuh panduan. Jika nanti aku berhasil ke Amerika, itu akan menjadi pertama kalinya aku keluar dari Thailand, jadi aku butuh seseorang... atau..." Lily menatap kami satu persatu. "Tujuh orang, untuk memanduku selama di sana. Aku tidak akan menyusahkan kalian. Aku janji. Yang aku inginkan hanya datang ke Amerika dan menemukan ayahku."
"Tunggu dulu, kau harus tahu bahwa Amerika itu luar biasa luas. Bisa saja tempat ayahmu dan tempat kami itu berada di negara bagian yang berbeda." Ucap Shane.
"Itu tidak masalah, asalkan aku sudah berada di Amerika aku bisa menyisir semua negara bagian untuk mencari ayahku." Tanggap Lily.
"Bagaimana dengan ibumu?" Tanya Heidi.
"Ibuku meninggal dua bulan yang lalu." Lily menjawab enteng. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan kesedihan mendalam di sorot matanya, kesedihan dan... sedikit kilat amarah yang entah ditujukan pada siapa.
"Oh, maaf." Ucap Heidi dengan wajah menyesal.
Bibir penuh Lily mengukir senyum tipis. "Tidak apa-apa."
"Ayahmu tidak tahu tentang ibumu?" Tanyaku.
"Dia tidak tahu tentang apa pun." Ujar Lily.
Dilihat dari caranya bicara, Lily sepertinya ingin menemukan ayahnya bukan untuk melepas rindu semata. Ada sesuatu yang terjadi di antara dia dan ayahnya.
"Kumohon bantu aku," Lily kembali menatap kami dengan wajah memohon. "Aku sudah merencanakan ini sejak lama, bahkan sejak ibuku masih hidup. Tapi aku tidak pernah mendapat ijin dari ibuku, dan sekarang aku benar-benar harus menemui ayahku."
"Kami bisa membantumu, tapi kami baru akan kembali ke New York lima hari lagi." Ucap Heidi pada akhirnya.
Tidak ada yang menanggapi ucapan Heidi. Mereka semua terlihat setuju saja dengan perkataan Heidi.
"Aku akan menunggu, lagi pula dengan begitu aku bisa mengumpulkan uang lebih banyak lagi." Ucap Lily. "Apa kalian benar-benar bisa membantuku?"
Kyle menghela napasnya dengan pelan. Lalu dia bicara. "Kau sudah membantu kami tadi. Tentu saja kami akan membantumu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
[With Me And The Boys-Trilogy] #1 Play (it) Boy!!
Ficção GeralJillian Summer sadar betul tidak banyak pria baik-baik yang bisa dia temui di bar -atau mungkin memang tidak ada- seperti yang selalu di ucapkan orang-orang di luar sana. Dan seharusnya, pepatah tentang jangan pernah sekali pun percaya pada pria yan...